Page 186 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 OKTOBER 2021
P. 186

GELIAT UPAYA PELESTARIAN ULOS LEWAT PARA PENENUNNYA

              Jakarta  -  Wastra  nusantara  termasuk  Ulos  yang  menjadi  kain  khas  masyarakat  Batak  terus
              diupayakan pelestariannya termasuk menjadikannya sebagai bagian dari produk fesyen yang
              penuh dengan warna.

              Hal  ini  tak  lepas  dari  usaha  meningkatkan  kemampuan  para  penenun  termasuk  dalam
              merancang  kain  hingga  menjadi  produk  fesyen,  menurut  Staf  Khusus  Kementerian
              Ketenagakerjaan, Dita Indah Sari.

              "Selain skill menenun ditingkatkan, juga kemampuan mereka mendesain kain tenun menjadi
              barang  fesyen  atau  barang  fesyen  yang  dikombinasikan  sehingga  colorfull,"  kata  dia  dalam
              konferensi pers daring memperingati Hari Ulos Nasional 2021 bertajuk "Bangga Bertenun Bangga
              Berbudaya," dikutip Sabtu.

              Menurut Dita, para penenun yang sudah bergelut menjalani profesinya sejak lama juga perlu
              mendapatkan pengakuan salah satunya melalui pemberian sertifikasi.

              Indonesia  saat  ini  sudah  memiliki  standar  kompetensi  kerja  nasional  khusus  bidang  tenun
              tradisional. Dengan standar ini, maka ada bekal dalam pembuatan program pelatihan hingga
              pengembangan instruktur latih.

              Nantinya,  mereka  yang  sudah  mendapatkan  sertifikasi  sebagai  instruktur  bisa  melakukan
              pelatihan  di  manapun.  Di  sisi  lain,  peluang  melatih  calon  penenun  maupun  peningkatan
              kemampuan penenun yang sudah eksis juga menjadi terbuka lebar.

              Tak  hanya  perkara  kemampuan  menenun,  Dita  juga  menilai  pentingnya  bantuan  dari  sisi
              pembiayaan dan pendampingan agar para penenun bisa lebih mandiri dan memiliki daya tawar
              terhadap para tengkulak atau kerap disebut tauke. Dia menyadari, para penenun kerap tercekik
              bunga yang sangat tinggi.

              Tantangan  yang  dihadapi  para  penenun  juga  disadari  pemerintah  daerah,  salah  satunya
              Pemerintah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Bupati Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Eddy
              Keleng  Ate  Berutu  mengatakan,  bergantungnya  para  penenun  pada  penyuplai  dana  dengan
              tawaran  bunga  sangat  tinggi  menyebabkan  ekonomi  mereka  tidak  bisa  bertumbuh.  Dari  sisi
              pemasaran, ketergantungan pada tauke membuat penenun tidak berdaya menunjukkan daya
              tawar.

              Menurut  Eddy,  pemerintah  daerah  sebenarnya  berupaya  mendorong  dan  meningkatkan
              keberlangsungan industri kerajinan dan kreatif, termasuk pelestarian dan pengembangan Ulos
              melalui berbagai strategi antara lain pemberian stimulus kepada UMKM dan Koperasi, pelatihan
              dan pendampingan bagi UMKM untuk peningkatan kualitas produksi dan pemasaran.

              Ilustrasi para wanita menenun Ulos (Dokumentasi Foto Milik Tobatenun) Pelestarian berbasis
              komunitas Selaras dengan upaya pelestarian Ulos, Kementerian Ketenagakerjaan bekerja sama
              Tobatenun sebagai mitra strategis untuk memberdayakan para penenun Ulos, salah satunya di
              Toba.

              "Kerja sama antara Kemnaker dengan Tobatenun ini adalah perwujudan dari program perluasan
              kesempatan kerja yang dimiliki Kemnaker untuk melatih, membina dan manajemen pemasaran
              para perajin ulos di sekitar danau Toba," tutur Dita.

              Dia  mengatakan,  Kemenaker  bersama  Tobatenun  merancang  roadmap  usaha  yang  dapat
              menguntungkan dan memberikan dampak kesejahteraan kepada UMKM Ulos.



                                                           185
   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191