Page 224 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 OKTOBER 2021
P. 224

"Angkatan  kerja  berpendidikan  SMP  ke  bawah  di  pedesaan  persentasenya  lebih  besar
              dibandingkan  dengan  perkotaan,"  kata  Anwar  Sanusi  saat  mengikuti  webinar  Diskusi  Publik
              bertajuk Membangun Vokasi UI yang Berdaya Saing dan Menyejahterakan, Jum'at (15/10).

              Berdasarkan tingkat pendidikan, tahun ini ada sekitar 54,66 persen angkatan kerja di Indonesia
              masih berpendidikan SMP ke bawah.

              Selebihnya 13,01 persen yang memiliki pendidikan Diploma dan Universitas, serta 32,33 persen
              berpendidikan SMA atau SMK.

              Sekjen  Anwar  menjelaskan  persentase  angkatan  kerja  menurut  tingkat pendidikan  dan  jenis
              kelamin lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki.

              Untuk angkatan kerja kelompok umur non-muda cenderung memiliki tingkat pendidikan yang
              relatif lebih rendah dibandingkan kelompok umur muda.
              Selain  itu  menurutnya,  penduduk  bekerja  berpendidikan  rendah  cenderung  ada  pada  sektor
              primer seperti pertanian dan pertambangan.

              Sedangkan  untuk pendidikan  menengah  berada  di  sektor sekunder  yang  bergerak  di bidang
              konstruksi, gas air pengelolaan limbah.

              Adapun pendidikan tinggi bekerja di sektor tersier seperti perdagangan dan jasa.
              "Penduduk  berpendidikan  rendah  bekerja  pada  sektor  informal  sedangkan  sektor  yang
              berpendidikan tinggi cenderung bekerja di sektor formal," katanya.

              Sekjen  Anwar  menyebutkan  pekerja  berpendidikan  rendah  cenderung  bekerja  di  sektor
              pertanian. Mereka mengisi ruang pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan tingkat keahlian
              cukup tinggi.

              Kalau dilihat dari sisi pengangguran mereka cenderung tidak menganggur karena masih banyak
              pekerjaan yang bisa diisi oleh kelompok ini.

              "Karena mereka ini banyak bekerja di sektor-sektor yang tidak terlalu membutuhkan sebuah
              keahlian atau keterampilan yang spesifik," kata Sekjen Anwar.
              Ini merupakan satu tantangan dan kita harus melakukan usaha yang sangat keras untuk bisa
              mendorong SDM terutama dari sisi keterampilan.

              "Kita harus mampu untuk mendorong dengan sangat kuat agar kondisi ketenagakerjaan bisa
              ditransformasikan," ucapnya.

              Sekjen  menambahkan,  ada  beberapa  peluang  yang  bisa  direspon  dan  tentunya  peran  dari
              pendidikan vokasi, termasuk pendidikan vokasi di Universitas Indonesia (UI).

















                                                           223
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229