Page 38 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JULI 2021
P. 38
Seseorang yang terkena PHK juga akan mengalami gangguan secara finansial. Secara otomatis,
penghasilan seseorang akan berkurang atau bahkan terhenti.
Jika itu terjadi, persoalan lain pun akan muncul. Patut diingat, penghasilan yang berkurang selalu
menjadi masalah utama dalam keuangan keluarga. Apalagi jika yang kehilangan pekerjaan
adalah kepala keluarga.
Menurut Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan, biasanya,
keluarga yang terkena PHK akan mengalami guncangan atau shock selama sebulan hingga dua
bulan pertama.
Secara finansial, mungkin, ia masih cukup aman karena biasanya perusahaan tempatnya bekerja
memberikan uang pesangon.
Namun, ada dampak jangka panjang yang harus diperhitungkan. Jika secara finansial keluarga
belum siap menerima dampak PHK atau persiapannya cuma cukup untuk beberapa bulan, kondisi
keluarga itu akan berantakan.
Jadi, apa yang harus dilakukan oleh seseorang jika terkena PHK?
Berikut ini beberapa tips yang dirangkum MomsMoney dari sejumlah perencana keuangan.
1. Atur pengeluaran
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menstabilkan kondisi keuangan ketika salah satu
dari pasangan Anda terkena PHK. Misalnya, suami atau istri Anda yang terkena PHK. Karena
penghasilan keluarga Anda tinggal setengah, Anda harus memangkas setengah dari pengeluaran
keluarga.
Bagaimana jika hanya Anda yang punya penghasilan? Menurut Mike Rini, perencana keuangan
dari MRE Financial & Business Advisory, solusi terbaik adalah mengubah gaya hidup keluarga
untuk sementara waktu, sampai penghasilan keluarga normal kembali.
Pengeluaran untuk gaya hidup yang harus dikurangi antara lain berwisata, hiburan, atau rutin
berbelanja kebutuhan sekunder.
Selain itu, Anda harus memangkas pengeluaran yang bersifat prioritas. Ada empat pengeluaran
prioritas, yakni tabungan, cicilan utang, premi asuransi, dan biaya hidup.
Jadi, pengeluaran mana yang bisa dihemat? Yang paling mungkin adalah menghentikan alokasi
dana tabungan dan premi asuransi. Kendati keduanya sangat penting bagi masa depan keluarga,
pos itu untuk sementara waktu bisa distop.
Sementara itu, pos cicilan utang tetap harus Anda alokasikan karena sifat utang tidak bisa
ditunda-tunda. Begitu pula dengan pos biaya hidup. Namun, Anda bisa memilah alokasi
pengeluaran untuk biaya hidup yang bersifat pokok, semisal iuran listrik, telepon, dan belanja.
Adapun biaya kursus anak, layanan televisi kabel, entertainment, dan wisata bisa dihentikan
sementara.
2. Mencari pengganti income yang hilang
Eko Endarto, perencana keuangan dari Financia Consulting, menyarankan, agar kondisi
keuangan keluarga tidak lama terguncang, usahakan dalam enam bulan Anda sudah mendapat
pekerjaan kembali. Minimal, penghasilan Anda yang baru bisa menutupi pengeluaran keluarga.
Mencari penghasilan baru bisa dilakukan dengan berbagai cara.
37