Page 64 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 APRIL 2021
P. 64
Hal ini tampak dalam pelaksanaan Muslim Fashion Festival (MUFFEST) 2021. Para desainer
fashion Muslim Tanah Air hadir dengan karya-karya mereka yang tak hanya modis, tapi juga
bermakna dan sesuai dengan situasi terkini.
Desainer Nina Nugroho, misalnya, hadir dengan koleksinya yang bertema "Anemoia" yang berarti
nostalgia for a time you've neverltnown. Nina mengatakan, koleksi ini merupakan cerminan
kerinduannya pada masa saat semua orang berbusana bagus.
Dalam koleksi terbaru ini, Nina tetap menghadirkan busana dengan desain klasik 2 ini shirt
berkonsep sustainable dan ethical Dengan konsep ini, Nina menghadirkan satu baju yang tampak
seperti dua potong. Dengan konsep ini, kata dia, desainnya bisa menghemat bahan. Inovasi ini
didorong dari rasa keprihatinan Nina akan limbah industri fashion yang mengancam lingkungan
hidup.
Jenamanya juga menggunakan bahan Swallon atau satin Jepang berwarna broken white. Warna
ini senada dengan persiapan para Muslim menyambut Ramadhan 1442 Hijriyah. Sementara
detailnya menggunakan bahan duches hitam. Desainnya sengaja dari jenis virtual friendly,
mengingat cukup banyak pekerja berkegiatan dari rumah secara virtual.
"Tadinya banyak desain yang detailnya itu di bawah, sekarang kita lebih banyak (menaruh)
detailnya di atas," kata Nina saat ditemui Republikaseusai pembukaan MUFFEST 2021 di Jakarta.
Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) juga menghadirkan karya alumni
pelatihannya, yaitu Putri Intan. Temanya adalah "Harmony of Sahra" yang terinspirasi dari
keindahan gurun pasir. Penuangan inspirasinya dengan cutting unik dari kain tenun sarung yarn
dyed.
Warna-warna terakota, hijau, biru langit, dan abu-abu terinspirasi dari pemandangan gurun.
Perpaduan warnanya menciptakan harmoni busana modest wear dengan gaya urban
kontemporer. Inspirasi ini mengangkat kemampuan adaptasi setiap makhluk dalam kondisi
ekstrem di gurun. "Seperti kami saat ini beradaptasi dengan pandemi," kata Putri.
Jenama lokal lainnya. Tepa Selira, juga hadir memukau dalam tema "Telaga Bidadari". Inspirasi
koleksinya berasal dari cerita pertemuan Jaka Tarub dengan bidadari Nawang Wulan dan enam
bidadari lainnya.
Bahan yang digunakannya adalah viscose dan lace dengan detail fringe yang dijalin satu per
satu. "Tepa Selira ini merupakan kombinasi dari 'tenggangrasa' dan 'toleransi'," ujar founder dan
desainer Tepa Selira Fahrulia Amanda.
Rekannya, Astika Aquila, mengatakan, koleksi ini mengangkat budaya Indonesia. "Kami ingin
mengenalkan kembali dan mengajak anak-anak muda terus pakai batik," ucap Astika. ed:
dewimardani
63