Page 326 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 SEPTEMBER 2020
P. 326

Mereka mengatasnamakan diri sebagai Aliansi Menolak Klaster  Pendidikan  Masuk ke Dalam
              Omnibus Law RUU Cipta Kerja.
              "Kami sangat mengapresiasi dengan keputusan pemerintah yang bijak. Karena dunia pendidikan
              yang  umatnya  ratusan  juta  itu  akan  tenang  menghadapi  musim  wabah  ini,"  ujar  Ketua
              Pendidikan NU Circle Ahmad Razali saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/9/2020).

              Selain NU Circle, organisasi lain yang tergabung dalam aliansi ini, yakni Majelis Pendidikan Tinggi
              dan Penelitian Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah, Majelis Pendidikan Dasar dan
              Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah dan LP Ma'arifNU PBNU.

              Sejumlah praktisi pendidikan juga ikut bergabung di dalam aliansi. Antara lain, Rektor Universitas
              NU Yogyakarta, Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah, Rektor Universitas Muhammadiyah
              Sidoarjo dan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta.

              Ahmad melanjutkan, meski mengapresiasi, namun di sisi lain pihaknya berkomitmen untuk tetap
              mengawal pembahasan draf Omnibus Law RUU Cipta Kerja hingga nantinya diterbitkan aturan
              turunannya berupa peraturan pemerintah (PP).

              Secara  khusus, Aliansi  meminta pemerintah dan DPR selalu  merujuk  pada  konstitusi  apabila
              membuat regulasi di bidang pendidikan.

              Aliansi  juga  mendorong  supaya  perancangan  setiap  regulasi  bidang  pendidikan  tidak  hanya
              dibahas sendiri, melainkan melibatkan organisasi yang bergerak di bidang pendidikan.
              "Libatkan organisasi pergerakan besar, seperti PP Muhammadiyah, NU dan PGRI serta organisasi
              pendidikan yang juga menjadi bagian dari pergerakan kemerdekan berbasis agama, budaya dan
              kebangsaan," tutur Ahmad.

              Untuk diketahui, Badan Legislasi DPR dan pemerintah sepakat mengeluarkan klaster pendidikan
              dari draf omnibus law Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja.

              Kesepakatan tersebut diputuskan dalam rapat kerja pembahasan RUU Cipta Kerjayang digelar
              pada Kamis (24/9/2020).

              Pembahasan  klaster  pendidikan  sebelumnya  berlangsung  cukup  alot  karena  ditolak  oleh
              mayoritas fraksi di DPR.
              "    Pemerintah    dalam  hal  ini  yang  diwakili  oleh  Menko  Perekonomian  dan  Kemendikbud
              mengusulkan kepada panitia kerja untuk mencabut ketentuan mengenai empat UU yang diatur
              di dalam  RUU Cipta kerja  untuk dikeluarkan dari RUU Cipta Kerja," kata Staf Ahli Kemenko
              Perekonomian Elen Setiadi.

              Melalui  RUU  Cipta  Kerja,  pemerintah  sedianya  mengusulkan  mengubah,  menghapus,  atau
              menetapkan pengaturan baru beberapa ketentuan yang ada dalam UU Nomor 20 Tahun 2003
              tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
              Kemudian, UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta UU Nomor 20 Tahun 2013
              tentang Pendidikan Kedokteran.

              Ketua Baleg DPR RI sekaligus Ketua Panja RUU Cipta Kerja, Supratman Andi Agtas, menyambut
              baik keputusan pemerintah mencabut klaster pendidikan.

              Menurut dia, pemerintah telah mendengarkan aspirasi dari para anggota dewan.

              "Pemerintah mendengarkan suara publik yang disuarakan oleh semua fraksi, semua organisasi
              sosial masyarakat," ujar dia..

                                                           325
   321   322   323   324   325   326   327   328   329   330   331