Page 328 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 SEPTEMBER 2020
P. 328

Jumisih mengatakan, DPR sangat keras kepala terkait keputusan terhadap pembahasan RUU
              Cipta  Kerja.  Sikap  DPR  tersebut  tak  berubah  kendati  seluruh  elemen  masyarakat  secara
              gamblang  meminta  pembahasan  rancangan  aturan  sapu  jagat  tersebut  segera  dihentikan.
              Apalagi, elemen masyarakat yang telah menyatakan sikap penolakannya merupakan kelompok
              yang pada dasarnya tidak bisa diabaikan DPR. Mulai dari  buruh  , mahasiswa, petani, akademisi,
              hingga Komnas HAM.

              "DPR  ini    ngeyel    banget,  enggak  mendengarkan  aspirasi  publik,  sudah  banyak  kelompok
              melakukan penolakan, tetap saja melaju tanpa lihat kondisi kiri-kanan," tegas dia.

              Sebelumnya  diberitakan,  Badan  Legislasi  (Baleg)  DPR  dan  pemerintah  mengagendakan
              pembahasan  klaster  ketenagakerjaan  dalam  draf  omnibus  law  RUU  Cipta  Kerja,  Jumat
              (25/9/2020). Wakil Ketua Baleg DPR Willy Aditya mengatakan, agenda rapat dimulai pukul 10.00
              WIB. Ia memastikan rapat digelar terbuka.

              "Besok jam 10 (pagi), terbuka," ujarnya saat dihubungi, Kamis (24/9/2020).
              Rapat pembahasan RUU Cipta Kerja terus dikebut DPR dan pemerintah meski berbagai pihak
              telah menyuarakan penolakan. Klaster ketenagakerjaan utamanya menjadi sorotan publik karena
              dianggap merugikan pekerja dan mengutamakan kepentingan pebisnis atau investor. Hak-hak
              pekerja, seperti cuti dan libur, dikurangi melalui RUU Cipta Kerja.

              Pada Agustus lalu, DPR membentuk tim perumus RUU Cipta Kerja bersama sejumlah serikat
              buruh  sebagai  respons  atas  penolakan  massa  buruh  dan  pekerja  terhadap  klaster
              ketenagakerjaan. Setelah dua hari menggelar rapat, yaitu pada 20-21 Agustus, tim perumus
              menghasilkan  empat  kesepakatan  soal  klaster  ketenagakerjaan.  Salah  satu  kesepakatannya,
              yaitu materi klaster ketenagakerjaan yang mengatur soal perjanjian kerja waktu tertentu, upah,
              pesangon, hubungan kerja, PHK, jaminan sosial, dan penyelesaian hubungan industrial mesti
              berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

              Presiden  KSPI  Said  Iqbal  berharap  aspirasi  serikat  buruh  betul-betul  didengarkan  DPR  dan
              disampaikan kepada pemerintah saat rapat pembahasan klaster ketenagakerjaan. Namun di lain
              sisi, ia masih berharap klaster ketenagakerjaan bisa dicabut dari RUU Cipta Kerja.


              "Bagi kami DPR sudah bekerja menampung aspirasi rakyat. Tentang hasil kami akan ikuti terus
              dengan sungguh-sungguh, karena bagi kami hasil juga penting. Tapi setidak-tidaknya proses
              untuk menampung, bahan inisiasi tim perumus ini diinisiasi Pak Willy (Wakil Ketua Baleg Willy
              Aditya), tim besarnya inisiasi Pak Dasco (Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco), kami mengapresiasi,"
              kata Said, Jumat (21/8/2020).
























                                                           327
   323   324   325   326   327   328   329   330   331   332   333