Page 332 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 SEPTEMBER 2020
P. 332

"Posisi kami, hentikan pembahasan  omnibus law  , hentikan dan tetap tidak ada pembahasan
              lanjutan," ujar Jumisih, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/9/2020).
              Jumisih meminta agar DPR dan pemerintah menerima aspirasi masyarakat yang sejak awal telah
              menolak rancangan aturan sapu jagat tersebut.

              Ia menganggap tindakan DPR sudah di luar akal sehat jika tetap melanjutkan pembahasan.

              "Sudah di luar logika akal sehat kita," kata Jumisih.

              Di sisi lain, kata Jumisih menilai, pembahasan RUU Cipta Kerja saat ini justru makin menunjukan
              sikap DPR yang anti-aspirasi masyarakat.

              Menurutnya, langkah ini juga makin menyulitkan DPR untuk bisa dicintai masyarakat.

              "Bagaimana mau dicintai rakyatnya kalau suara rakyatnya nggak didengarkan," kata Jumisih.

              Sebelumnya  diberitakan,  Badan  Legislasi  (Baleg)  DPR  dan  pemerintah  mengagendakan
              pembahasan  klaster  ketenagakerjaan  dalam  draf    omnibus  law    RUU  Cipta  Kerja,  Jumat
              (25/9/2020).


              Wakil Ketua Baleg DPR Willy Aditya mengatakan, agenda rapat dimulai pukul 10.00 WIB. Ia
              memastikan rapat digelar terbuka.

              "Besok jam 10 (pagi), terbuka," ujarnya saat dihubungi, Kamis (24/9/2020).

              Rapat pembahasan RUU Cipta Kerja terus dikebut DPR dan pemerintah meski berbagai pihak
              telah menyuarakan penolakan.

              Klaster ketenagakerjaan utamanya menjadi sorotan publik karena dianggap merugikan pekerja
              dan mengutamakan kepentingan pebisnis atau investor.

              Hak-hak pekerja, seperti cuti dan libur, dikurangi melalui RUU Cipta Kerja.

              Pada Agustus lalu, DPR membentuk tim perumus RUU Cipta Kerja bersama sejumlah serikat
              buruh    sebagai  respons  atas  penolakan  massa  buruh  dan  pekerja  terhadap  klaster
              ketenagakerjaan.

              Setelah dua hari menggelar rapat, yaitu pada 20-21 Agustus, tim perumus menghasilkan empat
              kesepakatan soal klaster ketenagakerjaan.

              Salah satu kesepakatannya, yaitu materi klaster ketenagakerjaan yang mengatur soal perjanjian
              kerja waktu tertentu, upah, pesangon, hubungan kerja, PHK, jaminan sosial, dan penyelesaian
              hubungan industrial mesti berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

              Presiden  KSPI  Said  Iqbal  berharap  aspirasi  serikat  buruh  betul-betul  didengarkan  DPR  dan
              disampaikan kepada pemerintah saat rapat pembahasan klaster ketenagakerjaan.

              Namun di lain sisi, ia masih berharap klaster ketenagakerjaan bisa dicabut dari RUU Cipta Kerja.

              "Bagi kami DPR sudah bekerja menampung aspirasi rakyat. Tentang hasil kami akan ikuti terus
              dengan sungguh-sungguh, karena bagi kami hasil juga penting. Tapi setidak-tidaknya proses
              untuk menampung, bahan inisiasi tim perumus ini diinisiasi Pak Willy (Wakil Ketua Baleg Willy
              Aditya), tim besarnya inisiasi Pak Dasco (Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco), kami mengapresiasi,"
              kata Said, Jumat (21/8/2020)..




                                                           331
   327   328   329   330   331   332   333   334   335   336   337