Page 117 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 MEI 2021
P. 117

MENAKER IDA: TENAGA KERJA BONGKAR MUAT HARUS DIDAFTARKAN BPJS
              KETENAGAKERJAAN
              Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah, meminta kepada perusahaan yang
              mempekerjakan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) untuk mengikutsertakan pekerjanya dalam
              program jaminan sosial ketenagakerjaan ( BPJS Ketenagakerjaan ).

              Menurutnya, Tenaga Kerja Bongkar Muat bekerja pada salah satu profesi dengan risiko cukup
              tinggi, sehingga pelindungan jaminan sosial mutlak harus diberikan.

              "Karena ini adalah salah satu jenis pekerjaan yang berisiko cukup tinggi. Karena risiko cukup
              tinggi, saya kira Negara perlu hadir memastikan perlindungan kepada bapak/ibu semua," kata
              Menaker Ida Fauziyah saat menghadiri Sosialisasi Jaminan Sosial Bagi Tenaga Kerja Bongkar
              Muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (10/5/2021).

              Berdasarkan Data BPJS Ketenagakerjaan pada Mei 2021, jumlah TKBM Pelabuhan Tanjung priok
              sebanyak 2.325 orang dan seluruhnya telah menjadi peserta Program Jaminan Kecelakaan Kerja
              (JKK) dan Program Jaminan Kematian (JKM). Selain itu, sebagian pekerja juga mendaftar sebagai
              peserta program Jaminan Hari Tua (JHT).

              "Saya kira apa yang sudah diterapkan di Pelabuhan Tanjung Priok ini bisa menjadi contoh bagi
              Pelabuhan lainnya," imbuhnya.

              Lanjutnya,  untuk  memberikan  pelindungan  jaminan  sosial  ketenagakerjaan  yang  optimal,
              Pemerintah  Indonesia  telah  memberlakukan  Undang-Undang  Nomor  40  tahun  2004  tentang
              Sistem  Jaminan  Sosial  Nasional,  Undang-Undang  Nomor  24  Tahun  2011  tentang  Badan
              Penyelenggara Jaminan Sosial, dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
              berikut aturan turunannya.

              Menaker menyebut, pemerintah menghadirkan UU Cipta Kerja tidak hanya untuk meningkatkan
              investasi  guna  menciptakan  lapangan  kerja,  namun  juga  untuk  memperkuat  sistem  jaminan
              sosial ketenagakerjaan yang sudah ada.

              "Pemerintah berharap ada investasi baru yang menyerap tenaga kerja, tapi pemerintah juga
              melakukan perlindungan kepada mereka yang sudah bekerja," sebut Menaker Ida.

              Penguatan  pelindungan  sosial  tersebut  diwujudkan  salah  satunya  dengan  diluncurkannya
              program jaminan sosial baru, yakni Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
              JKP diperuntukan bagi pekerja peserta program BPJS Ketenagakerjaan yang ter-PHK. Nantinya,
              mereka akan mendapatkan manfaat berupa cash benefit, pelatihan kerja, hingga informasi pasar
              kerja.

              "Ini  bukti  bahwa  pemerintah  sangat  concern  dalam  memberikan  pelindungan  kepada
              pekerjanya," ujarnya.

              Senada  dengan  Menaker,  Direktur  Utama  BPJS  ketenagakerjaan,  Anggoro  Eko  Cahyo,
              mengatakan  bahwa  TKBM  bekerja  pada  jenis  pekerjaan  dengan  risiko  cukup  tinggi.  Oleh
              karenanya, diharapkan TKBM mengikuti program jaminan sosial ketenagakerjaan.

              Anggoro  menjelaskan,  berbagai  program  yang  disediakan  oleh  BPJS  Ketenagakerjaan  tidak
              hanya  untuk  membantu  pekerja/buruh  manakala  mengalami  kecelakaan  kerja,  namun  juga
              memberi pelindungan kepada keluarganya.

              "Jadi  benefit  ini  manaka  terjadi  kecelakaan  kerja  pada  bapak/bu,  manfaatnya  juga  akan
              dirasakan oleh keluarga," pungkas Anggoro.


                                                           116
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122