Page 121 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 MEI 2021
P. 121
Ida Fauziah mengucapkan terima kasih kepada para TKBM yang hadir sekaligus mengingatkan
para pekerja untuk terus mematuhi prosedur kesehatan dan mengikuti arahan pemerintah untuk
tidak mudik. "Hal ini merupakan bentuk kasih sayang pemerintah untuk menghindari potensi
kerumunan saat mudik, jangan sampai peristiwa di India terjadi di Indonesia," ujarnya.
Terkait dengan bantuan beasiswa, seperti diketahui bersama, anak peserta yang menerima
bantuan ini merupakan anak ahli waris pekerja peserta BPJAMSOSTEK yang terkena risiko kerja
dan mengakibatkan pekerja meninggal dunia ataupun cacat total tetap. Risiko kerja yang
dimaksud tersebut antara lain kejadian meninggal dunia yang menimpa pekerja dan kecelakaan
kerja yang mengakibatkan meninggal dunia atau cacat total tetap.
"Sebanyak total 10.451 anak yang menerima bantuan beasiswa dari BPJAMSOSTEK yang
tersebar di seluruh penjuru Indonesia, sesuai dengan komitmen kami untuk menyelesaikan
pembayaran beasiswa ini pada minggu pertama bulan Mei 2021 ini dan telah selesai pada 5 Mei
yang lalu," ungkap Anggoro. Momen kegiatan sosialisasi ini sekaligus digunakan Anggoro sebagai
informasi kepada Menaker terkait penyelesaian pembayaran beasiswa yang secara simbolis
diserahkan oleh Ida Fauziah sendiri pada April lalu.
"Tim kami telah melakukan upaya yang luar biasa dalam menyalurkan bantuan beasiswa bagi
anak peserta BPJAMSOSTEK. Ini merupakan wujud komitmen dari seluruh insan BPJAMSOSTEK
dalam memberikan pelayanan yang cepat dan kepastian manfaat kepada seluruh peserta dan
keluarganya," tuturnya.
Anggoro mengakui bahwa masih ada tantangan yang perlu perhatian khusus dalam penyaluran
beasiswa ini, seperti kendala dalam menghubungi ahli waris atau penerima beasiswa yang nomor
kontaknya sudah tidak aktif. Untuk mengantisipasi hal tersebut, kami bekerjasama dengan
perusahaan lokasi ahli waris melakukan konfirmasi sebagai penerima beasiswa.
Pandemi Covid-19 seperti saat ini juga membatasi tim BPJAMSOSTEK di lapangan dalam
melakukan proses konfirmasi, seperti jauhnya lokasi ahli waris. Selain itu kegiatan belajar
mengajar sekolah yang dihentikan sementara waktu juga cukup menyulitkan calon penerima
beasiswa dalam melengkapi syarat administratif seperti nilai rapor, yang kemudian oleh
BPJAMSOSTEK diberi dispensasi untuk dapat dilengkapi di kemudian hari.
Anggoro mengatakan bahwa untuk memudahkan para penerima beasiswa dari BPJAMSOSTEK
ini ke depannya, agar meminimalisir potensi perubahan data seperti nomor telepon atau alamat
email. Mereka juga diharapkan setiap awal tahun dapat memberikan konfirmasi ulang ke kantor
cabang BPJAMSOSTEK terdekat sebagai penerima bantuan beasiswa.
Hal ini perlu dilakukan mengingat bantuan beasiswa ini diberikan secara tahunan, selama anak
tersebut masih menempuh masa pendidikan dalam waktu yang ditentukan sampai yang
bersangkutan menyelesaikan jenjang strata 1 atau telah menikah atau bekerja dengan total
bantuan beasiswa sebesar Rp174 juta untuk 2 orang anak.
"Pemerintah sangat concern untuk menyediakan jaminan sosial ketenagakerjaan yang maksimal,
seperti perluasan manfaat program yaitu beasiswa bagi anak pekerja yang terkena risiko
meninggal dunia atau kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat total tetap," ungkap Ida. "Kita
harus bisa mengajak para pekerja baik formal maupun informal agar sadar pentingnya
Jamsostek, khususnya pekerja informal yang masih perlu perhatian khusus," tambahnya.
"Semoga dengan bantuan beasiswa ini, anak-anak ahli waris dari peserta kami bisa terus merajut
cita dan asa menggapai masa depan yang mereka inginkan karena mereka sejatinya adalah
generasi penerus bangsa yang akan memajukan Indonesia di masa yang akan datang," tutup
Anggoro. (RO/OL-10).
120