Page 67 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 MEI 2021
P. 67

MENAKER IDA: PEKERJA BONGKAR MUAT HARUS DIDAFTARKAN BPJS
              KETENAGAKERJAAN
              JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meminta perusahaan yang mempekerjakan
              Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) untuk mengikutsertakan pekerjanya dalam program jaminan
              sosial ketenagakerjaan. Menurutnya, TKBM bekerja pada salah satu profesi dengan risiko cukup
              tinggi, sehingga pelindungan jaminan sosial mutlak harus diberikan.

              Hal tersebut disampaikan Menaker Ida Fauziyah saat menghadiri Sosialisasi Jaminan Sosial bagi
              Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (10/5/2021).

              "Karena ini adalah salah satu jenis pekerjaan yang berisiko cukup tinggi. Karena risiko cukup
              tinggi,  saya  kira  negara  perlu  hadir  memastikan  perlindungan  kepada  bapak/ibu  semua,"
              katanya.

              Berdasarkan Data BPJS Ketenagakerjaan pada Mei 2021, jumlah TKBM Pelabuhan Tanjung priok
              sebanyak 2.325 orang dan seluruhnya telah menjadi peserta Program Jaminan Kecelakaan Kerja
              (JKK) dan Program Jaminan Kematian (JKM). Selain itu, sebagian pekerja juga mendaftar sebagai
              peserta program Jaminan Hari Tua (JHT).

              "Saya kira apa yang sudah diterapkan di Pelabuhan Tanjung Priok ini bisa menjadi contoh bagi
              Pelabuhan lainnya," ujar Menaker Ida.

              Dia menjelaskan, untuk memberikan pelindungan jaminan sosial ketenagakerjaan yang optimal,
              Pemerintah Indonesia telah  memberlakukan Undang-Undang Nomor  40 Tahun 2004  tentang
              Sistem  Jaminan  Sosial  Nasional,  Undang-Undang  Nomor  24  Tahun  2011  tentang  Badan
              Penyelenggara Jaminan Sosial, dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
              berikut aturan turunannya.

              Menaker  Ida  menyebut,  pemerintah  menghadirkan  UU  Cipta  Kerja  tidak  hanya  untuk
              meningkatkan  investasi  guna  menciptakan  lapangan  kerja,  namun  juga  untuk  memperkuat
              sistem jaminan sosial ketenagakerjaan yang sudah ada.

              "Pemerintah berharap ada investasi baru yang menyerap tenaga kerja, tapi pemerintah juga
              melakukan perlindungan kepada mereka yang sudah bekerja," katanya.

              Penguatan  pelindungan  sosial  tersebut  diwujudkan  salah  satunya  dengan  diluncurkannya
              program jaminan sosial baru, yakni Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
              JKP diperuntukan bagi pekerja peserta program BPJS Ketenagakerjaan yang ter-PHK. Nantinya,
              mereka akan mendapatkan manfaat berupa cash benefit, pelatihan kerja, hingga informasi pasar
              kerja.  "Ini  bukti  bahwa  pemerintah  sangat  concern  dalam  memberikan  pelindungan  kepada
              pekerjanya," ujarnya.
              Senada  dengan  Menaker,  Direktur  Utama  BPJS  ketenagakerjaan,  Anggoro  Eko  Cahyo,
              mengatakan  bahwa  TKBM  bekerja  pada  jenis  pekerjaan  dengan  risiko  cukup  tinggi.  Oleh
              karnanya, diharapkan TKBM mengikuti program jaminan sosial ketenagakerjaan.

              Dia memaparkan berbagai program yang disediakan oleh BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya
              untuk membantu pekerja/buruh manakala mengalami kecelakaan kerja, namun juga memberi
              pelindungan  kepada  keluarganya.  "Jadi  benefit  ini  manakala  terjadi  kecelakaan  kerja  pada
              bapak/bu, manfaatnya juga akan dirasakan oleh keluarga," ujarnya.
              Turut hadir dalam kesempatan ini Dirjen PHI dan Jamsos Indah Anggoro Putri, Kepala Kantor
              Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok M. Tohir, dan Ketua DPP FSPTI Surya Bakti Batubara.

              CM (ars).
                                                           66
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72