Page 51 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 FEBRUARI 2021
P. 51

MENAKER BANTAH TAK LIBATKAN SERIKAT BURUH SAAT BAHAS RPP KLASTER
              KETENAGAKERJAAN
              JAKARTA, - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah membantah tak melibatkan unsur
              buruh  atau  pekerja  dalam  pembahasan  Rancangan  Peraturan  Pemerintah  (RPP)  klaster
              ketenagakerjaan.

              Hal ini menanggapi terkait KSPI, KSPSI AGN, serta serikat buruh lainnya yang mengaku tidak
              pernah terlibat dan tidak akan terlibat dalam pembahasan RPP terkait dengan Undang-Undang
              (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

              "Terkait keterlibatan teman-teman pekerja/buruh, semenjak membahas RUU Cipta Kerja kami
              selalu komitmen membahas bersama Tripartit yang disitu ada serikat pekerja/buruh, pengusaha
              dan pemerintah sendiri. Setelah UU Cipta Kerja selesai, kami memfasilitasi kembali agar RPP
              turunannya dibahas dalam forum Tripartit," kata Ida kepada Kompas.com, Senin (1/2/2021).

              " Alhamdulillah, keempat RPP tersebut telah selesai kami bahas dan disepakati bersama-sama
              antara  serikat  pekerja/buruh,  pengusaha  dan  pemerintah.  Jadi  tidak  betul  kalau  dianggap
              pemerintah tidak melibatkan pekerja/buruh," sambung dia.

              Sebagaimana  diketahui,  Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Said  Iqbal
              menyatakan  bahwa  KSPSI  AGN  serta  serikat  buruh  lainnya  tidak  pernah  terlibat  dalam
              pembahasan RPP tentang cipta kerja.

              "Tidak mungkin buruh yang menolak UU Cipta Kerja, kemudian secara bersamaan juga terlibat
              di dalam pembahasan RPP," kata Said melalui keterangan tertulis.

              Hal lainnya yang melatari serikat buruh tidak mau terlibat dalam pembahasan RPP, lanjut dia,
              karena saat ini KSPSI AGN dan KSPI sedang melakukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi
              (MK) terkait UU Cipta Kerja, khususnya klaster ketenakerjaan.

              "Patut  diduga,  Menteri  Ketenagakerjaan  dan  menteri  terkait  lainnya  sedang  melakukan
              pekerjaan yang sia-sia dan tidak menghormati proses hukum yang sedang berlangsung," ujar
              Said.



































                                                           50
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56