Page 84 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 AGUSTUS 2020
P. 84

"KSPI menyesalkan dan mengutuk keras sikap Panja Baleg Omnibus Law RUU Cipta Kerja yang
              terkesan  melakukan  rapat  diam-diam  dan  dadakan,  yang  melanggar  undang  undang
              keterbukaan informasi yang menjadi hak publik" kata Said Iqbal di Komplek Parlemen Senayan,
              Jakarta, Senin (3/8).

              KSPI menyayangkan pembahasan omnibus law tetap dilakukan meskipun DPR sedang reses.
              Pembahasan Omnibus Law dinilai terkesan dipaksakan.

              "Mereka, patut diduga, seperti sedang mengejar setoran dan ketakutan menghadapi rakyat dan
              kaum  buruh  yang  sudah  banyak  menyampaikan  penolakan.  Kami  bertanya-tanya.  Ada
              kepentingan apa, sehingga para anggota Panja Baleg Omnibus Law tersebut ngebut membahas
              RUU yang banyak ditolak berbagai pihak ini? Padahal omnibus law menyangkut kepentingan
              rakyat dan akan berdampak 30 hingga 40 tahun ke depan bagi Bangsa Indonesia, tetapi justru
              pembahasannya dilakukan dengan terburu-buru dan diam-diam," tuturnya.

              Dalam hal ini, KSPI meminta agar omnibus law dihentikan pembahasannya. Selanjutnya, DPR
              bersama  pemerintah  fokus  pada  strategi  pencegahan  darurat  PHK yang  mengancam  jutaan
              buruh. KSPI menilai, sampai saat ini belum melihat ada rencana dari Menteri Ketenagakerjaan
              dan Menko Perekonomian terkait strategi untuk mencegah darurat PHK massal akibat covid-19.

              Menurut Said Iqbal, khusus untuk anggota KSPI di sektor tekstil dan garmen, selama pandemi
              ini  sudah  96  ribu  orang  dirumahkan.  Sebagian  besar  tidak  mendapatkan  upah  penuh.
              Sedangkan yang di PHK sudah mencapai 100 ribuan orang yang tersebar di 57 perusahaan.
              Sedangkan yang masih dalam proses PHK dan saat ini sedang dalam perudingan dengan serikat
              pekerja terjadi di 15 perusahaan.

              "Adapun permasalahan mendasar yang ditolak KSPI dari omnibus law yang merugikan buruh
              dan rakyat kecil adalah menghapus upah minimum yaitu UMK hingga UMSK dan memberlakukan
              upah perjam di bawah upah minimum, mengurangi nilai pesangon dengan menghilangkan uang
              penggantian hak dan mengurangi uang penghargaan masa kerja," ujarnya. (OL-7).






































                                                           83
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89