Page 135 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 SEPTEMBER 2020
P. 135

Pembahasan  dalam  RUU  Ciptaker  termasuk  isu  ketenagakerjaan  dilakukan  oleh  pemerintah,
              pengusaha  dari  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (APINDO)  dan  Kamar  Dagang  dan  Industri
              Indonesia (KADIN), serta perwakilan 16 federasi pekerja.



              BAKAL SEGERA RAMPUNG, PEMBAHASAN RUU CIPTAKER SUDAH CAPAI 80 PERSEN

              ,    JAKARTA    -  Anggota  Komisi  I  Dewan  Perwakilan  Rakyat  (DPR)  Nurul  Arifin  mengatakan
              pembahasan  Omnibus  Law  Rancangan  Undang-Undang  Cipta  Kerja  (RUU  Ciptaker)  bakal
              diselesaikan dalam waktu dekat.

              Pembahasan  dalam  RUU  Ciptaker  termasuk  isu  ketenagakerjaan  dilakukan  oleh  pemerintah,
              pengusaha  dari  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (APINDO)  dan  Kamar  Dagang  dan  Industri
              Indonesia (KADIN), serta perwakilan 16 federasi pekerja.
              "Saat ini pembahasan Omnibus Law Ciptaker sudah mencapai 80 persen. Harapannya pada masa
              sidang 2020 ini, RUU Omnibus Law Ciptaker bisa disahkan oleh DPR," tegas Nurul Arifin.

              Terkait  dengan  salah  satu  sorotan  dalam  omnibus  law  yakni  kewajiban  pengusaha  dalam
              memberikan bonus kepada pekerja, Nurul mengatakan masalah pemberian bonus pekerja akan
              dibicarakan lebih dalam.

              "Intinya melindungi hak pekerja, tetapi juga tetap memperhatikan kemampuan perusahaan,"
              seru Nurul.

              Dalam pembahasan Omnibus Law RUU Cipta Kerja, memang terdapat salah satu klausul tentang
              ketentuan mengenai bonus pekerja. Pemberian bonus tersebut diatur dalam Pasal 92 Bab IV
              tentang Ketenagakerjaan.

              Di sini disebutkan ketentuan mengenai kewajiban perusahaan memberikan bonus hingga lima
              kali upah bagi mereka yang telah bekerja minimal 12 tahun.
              "Semuanya  dalam tahap  akhir.  Masih  ada  satu  -  dua  harmonisasi lagi  yang  perlu  dilakukan.
              Tinggal kesepakatan ini dinarasikan menjadi legal drafting. Ini nantinya antara Pemerintah dan
              9  fraksi  di  DPR.  Pasal  ketenagakerjaan  yang  selama  ini  dianggap  paling  krusial  juga  sudah
              disepakati  bersama,  baik  itu  oleh  pemerintah,  pengusaha,  dan  beberapa  serikat  buruh.
              Kesepakatan sudah terjadi dan tinggal dituangkan di dalam draft legislasi," jelas Nurul.

              Ditambahkan  Nurul,  Omnibus  Law  bisa  mengubah  pendekatan  industri  yang  sebelumnya
              mengandalkan  upah  murah  dari  buruh  menjadi  konsep  human  capital  yaitu  pekerja  dengan
              pendidikan  dan  keterampilan  sesuai  dengan  kebutuhan  industri,  mempunyai  fleksibilitas  dan
              kemampuan melakukan inovasi.

              "Perubahan lanskap bisnis ini pada satu sisi menguntungkan bagi buruh atau pekerja terampil
              dan profesional karena mereka mempunyai posisi tawar yang kuat di dalam industri. RUU Cipta
              Kerja ini dibuat dalam konteks untuk memberikan peningkatan perlindungan dan peningkatan
              kesejahteraan kepada pekerja," tambahnya.

              Ikhtiar DPR juga selaras dengan upaya Kementerian Tenaga Kerja dalam mencari titik temu yang
              mengakomodasi kelangsungan bekerja, peningkatan perlindungan pekerja, serta kelangsungan
              usaha yang berkesinambungan.

              "Kepentingan dari UU ini adalah mengakomodir kebutuhan kesempatan kerja yang lebih luas,
              tapi di situ kami harus jaga kelangsungan bekerja dan meningkatkan perlindungan pekerja dan
              buruh, serta kelangsungan usaha yang berkesinambungan," ujar Menaker Ida Fauziyah.


                                                           134
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140