Page 151 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 SEPTEMBER 2020
P. 151

"Ketentuan relaksasi ini dimulai sejak iuran program jaminan sosial ketenagakerjaan Agustus
              2020  sampai  Januari  2021,"  kata  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker),  Ida  Fauziyah  pada
              peluncuran  Peraturan  Pemerintah  (PP)  Nomor  49  Tahun  2020  tentang  Penyesuaian  Iuran
              Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Selama Bencana Non alam Penyebaran Covid-19, di
              Jakarta, Rabu (9/9).

              Menaker menuturkan relaksasi pembayaran iuran hingga 99 persen berlaku untuk iuran Jaminan
              Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM). Selain itu, khusus Jaminan Pensiun (JP)
              sebesar 99 persen dari kewajiban setiap bulan dan disertai penundaan pembayaran.

              "Ada juga relaksasi kelonggaran batas waktu JKK, JKM, JP, dan jaminan hari tua (JHT) setiap
              bulan. Semula harus dibayar pada tanggal 15 menjadi tanggal 30 bulan berikutnya," imbuhnya.

              Perlu  diketahui  relaksasi  ini  menindaklanjuti  terbitnya  PP  Nomor  49  Tahun  2020  tentang
              penyesuaian  iuran  program  Jaminan  Sosial  Ketenagakerjaan  selama  bencana  non  alam
              penyebaran  Covid-19,  pada  Senin  (31/8)  lalu.  PP  ini  untuk  memberikan  perlindungan  bagi
              peserta,  kelangsungan  usaha  dan  kesinambungan  penyelenggaraan  program  jaminan  sosial
              ketenagakerjaan selama wabah Covid-19  Menaker berharap PP ini dapat memberikan manfaat
              bagi seluruh pemangku kepentingan jaminan sosial ketenagakerjaan. Keringanan bagi pemberi
              kerja dan peserta perlu terus diupayakan dalam memenuhi kewajiban membayar iuran jaminan
              sosial  ketenagakerjaan  selama  bencana  non  alam  penyebaran  Covid-19.  Ia  mengungkapkan
              pandemi Covid-19 juga sangat mempengaruhi aspek ketenagakerjaan di Indonesia. Melemahnya
              perekonomian  dan  terjadinya  penurunan  produktivitas  akibat  Covid-19  tentunya  berdampak
              terhadap  pekerja  dan  pemberi  kerja,  terutama  dalam  kepatuhan  memenuhi  kewajiban  iuran
              jaminan sosial ketenagakerjaan.

              "Relaksasi iuran BPJS Ketenagakerjaan diharapkan dapat memberikan ruang gerak lebih dalam
              bagi para pengusaha dalam mengalokasikan dana operasional perusahaan," jelasnya.

              Untuk memperoleh relaksasi, Menaker mengatakan berdasarkan Pasal 13 ayat (1) mensyaratkan
              pemberi  kerja,  peserta  penerima  upah,  dan  peserta  bukan  penerima  upah  yang  mendaftar
              sebelum bulan Agustus 2020 diberikan keringanan iuran JKK dan JKM setelah melunasi iuran
              tersebut  sampai  bulan  Juli  2020.  Direktur  Utama  BPJS  Ketenagakerjaan,  Agus  Susanto
              menyatakan relaksasi iuran ini merupakan bentuk stimulus yang diberikan pemerintah kepada
              pemberi kerja melengkapi stimulus yang telah diberikan kepada pekerja melalui bantuan subsidi
              upah pekerja/buruh. Kebijakan ini akan berdampak pada kondisi finansial BPJS Ketenagakerjaan.





























                                                           150
   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156