Page 185 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 SEPTEMBER 2020
P. 185

RELAKSASI PEMBAYARAN IURAN BPJAMSOSTEK, TAK KURANGI MANFAAT

              BPJAMSOSTEK  langsung  memberikan  respons  terkait  penerbitan  Peraturan  Pemerintah  (PP)
              Nomor  49  Tahun  2020  tentang  penyesuaian  iuran  program  Jaminan  Sosial  Ketenagakerjaan
              selama bencana non alam penyebaran corona virus disease (Covid-19).

              PP tersebut bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi peserta, kelangsungan usaha, dan
              kesinambungan penyelenggaraan program jaminan sosial ketenagakerjaan selama wabah Covid-
              19.

              Menaker, Ida Fauziyah, juga menegaskan bahwa PP itu dapat memberikan manfaat bagi seluruh
              pemangku kepentingan jaminan sosial ketenagakerjaan dan meringankan beban pemberi kerja
              dan  peserta  dalam  memenuhi  kewajiban  membayar  iuran  jaminan  sosial  ketenagakerjaan
              selama bencana non alam penyebaran Covid-19.

              "Relaksasi iuran BPJS Ketenagakerjaan diharapkan dapat memberikan ruang gerak lebih bagi
              para  pengusaha  dalam  mengalokasikan  dana  operasional  perusahaan,  "  ujarnya  pada
              keterangan pers, Rabu (9/9).

              Melemahnya perekonomian dan terjadinya penurunan produktivitas akibat Covid-19 tentunya
              berdampak terhadap pekerja dan pemberi kerja.

              Menaker  Ida  menambahkan  survei  juga  mencatat  39,4%  usaha  terhenti  dan  57,1%  usaha
              mengalami penurunan produksi. Fenomena yang dialami pekerja dan pemberi kerja ini akan
              mempengaruhi  kepatuhan  dalam pemenuhan  kewajiban,  yakni  iuran  program  jaminan  sosial
              ketenagakerjaan.

              Dalam kondisi tersebut, pemerintah perlu hadir dengan langkah cepat dan tepat agar kehidupan
              sosial dan ekonomi segera pulih dan berjalan dengan normal.
              "Sementara di bidang ekonomi, pemerintah dengan segala daya dan upaya memberikan stimulus
              untuk meringankan beban ekonomi pemberi kerja dan pekerja/buruh, " ujar Menaker Ida.

              Di sisi lain, pada keterangan pers, Kamis (10/9), Direktur Utama BPJAMSOSTEK Agus Susanto
              mengungkapkan,  PP  Nomor  49  tahun  2020  telah  ditandatangani  Presiden  RI.  "PP  mengatur
              penyesuaian mengenai periode relaksasi 6 bulan (periode iuran bulan Agustus 2020 sd Januari
              2021), kelonggaran batas waktu pembayaran," jelasnya.

              Agus menambahkan kelonggaran itu berupa keringanan iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
              dan  Jaminan  Kematian  (JKM)  sebesar  99%  atau  cukup  bayar  1%,  penundaan  pembayaran
              sebagian Iuran Jaminan Pensiun (JP) hingga 99% yang kemudian dapat dibayar bertahap atau
              sekaligus  paling  lambat  mulai  Mei  2021  sampai  dengan  April  2022,  serta  keringanan  denda
              menjadi 0.5%.
              Kebijakan itu, lanjut Agus, tanpa menurunkan manfaat yang baru saja ditingkatkan melalui PP
              no 82 tahun 2019 sebagai bentuk keseimbangan antara kepentingan pengusaha dan pekerja.

              Tujuan kebijakan ini, sambung Agus, antara lain, mengedepankan perlindungan hak-hak jaminan
              sosial  ketenagakerjaan  bagi  peserta,  meringankan  beban  pemberi  kerja  dan  peserta  serta
              menjaga kesinambungan program perlindungan, mendukung upaya pemulihan perekonomian
              dan kelangsungan usaha.

              "Justru momen ini dapat dimanfaatkan untuk mendaftar menjadi peserta BPJAMSOSTEK karena
              iuran yang sangat terjangkau, khususnya bagi pekerja BPU (bukan penerima upah), dengan
              hanya 34 ribuan rupiah sudah dapat perlindungan sampai 6 bulan ke depan," tukasnya.



                                                           184
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190