Page 190 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 SEPTEMBER 2020
P. 190

PEKERJA DIMINTA TAK KHAWATIR MESKI IURAN BP JAMSOSTEK DIPANGKAS, INI
              SEBABNYA
              Jakarta  - Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan atau kini dikenal
              dengan  BP Jamsostek  , Agus Susanto, memastikan nilai manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja
              (JKK) dan Jaminan Kematian (JKm) tidak berubah meskipun ada pelonggaran pembayaran iuran
              selama pandemi.

              "Misalnya  dia  mengalami  kecelakaan  dan  perlu  perawatan  rumah  sakit,  maka  seluruh  biaya
              ditanggung BP Jamsostek sampai sembuh. Berapa pun biayanya, berapa pun lamanya,  unlimited
              ," kata Agus, kepada wartawan di gedung Kementerian Ketenagakerjaan, Rabu, 9 September
              2020.

              Selain  itu,  dia  menjelaskan  bila  pekerja  meninggal  akan  mendapat  pemberian  santunan
              kematian. Ia menambahkan, selama tidak dirawat di rumah sakit, orang tersebut akan diberikan
              santunan upah selama tidak bekerja.
              Kemudian,  jika  ia  meninggal,  maka  diberikan  santunan  beasiswa  bagi  anaknya.  Santunan
              beasiswa  ini  diberikan  sejak  sekolah  dasar  hingga  anak  tersebut  menempuh  pendidikan  di
              perguruan tinggi. "Saya kira ini manfaat luar biasa," ujar Agus.

              Kalau dilihat dari  iuran  JKm, kata Agus, maka jumlahnya sebesar Rp 6.800. "Satu persen dari
              iuran ini Rp 68," katanya. Sehingga jika dihitung per tahun dari nilai tersebut, menurut dia,
              manfaatnya  cukup  besar.  "Manfaatnya  tidak  berubah."    Sebelumnya  diberitakan  relaksasi
              jaminan sosial ini diatur dalam PP Nomor 49 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Iuran Program
              Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Selama Bencana Non-Alam Penyebaran Covid-19. Aturan ini
              mulai berlaku sejak 1 September pekan kemarin, setelah ditandatangani Presiden Joko Widodo
              pada 31 Agustus lalu.

              Selain  JKK  dan  JKm  diberlakukan  penundaan  pembayaran  iuran  sebagian  Jaminan  Pensiun
              sebesar 99 persen dari kewajiban setiap bulan. Walaupun diberlakukan denda, namun denda
              tersebut dikurangi dari 2 persen menjadi 0,5 persen. Dan penyelesaian iuran JP diberikan selama
              enam bulan, terhitung sejak Agustus lalu-Januari 2021.

              Oleh  karena  itu,  Agus  meminta  para    tenaga  kerja    tidak  khawatir  dengan  aturan  terbaru
              pemerintah tersebut. "Dengan adanya relaksasi jaminan sosial ini, tidak mengurangi manfaat.
              Jadi para tenaga kerja jangan khawatir," ucapnya.

              Ia menyatakan BPJS Jamsostek mendukung penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun
              2020. Dan berkomitmen menjalankan aturan diberlakukan sejak 1 September lalu. Ia mengaku
              sudah  menghitung  dengan  matang  agar  penerapan  aturan  tersebut  tidak  mengganggu
              ketahanan dana di lembaganya.

              Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menolak wacana
              penundaan pembayaran iuran  BP Jamsostek  hingga akhir tahun akhir 2020. Ia menilai kebijakan
              ini  mengada-ada  dan  tidak  tepat.  "Dengan  disetopnya  iuran,  maka  yang  akan  diuntungkan
              adalah pengusaha," katannya dalam keterangan resmi di Jakarta, Ahad, 23 Agustus 2020.


              Sebab,  menurut  Said,  para  pengusaha  tidak  perlu  membayar  iuran  wajib.  Sebaliknya,  buruh
              justru dirugikan karena nilai jaminan hari tua dan jaminan  pensiun  tidak bertambah selama
              iuran dihentikan.

              IHSAN  RELIUBUN | RR ARIYANI  .




                                                           189
   185   186   187   188   189   190   191