Page 27 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 SEPTEMBER 2020
P. 27

Ringkasan

              Niat baik Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) miluk memperbaiki perlindungan
              pekerja migran mendapat apresiasi baik oleh pekerja migran maupun Migran Care. Dalam waktu
              sekitar 5 hulan menjabat. Kepala BP2MI Benny Rhamdani melakukan transformasi total.



              TRANSFORMASI TOTAL PELINDUNGAN PEKERJA MIGRAN

              Niat baik Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) miluk memperbaiki perlindungan
              pekerja migran mendapat apresiasi baik oleh pekerja migran maupun Migran Care.

              Dalam waktu sekitar 5 hulan menjabat. Kepala BP2MI Benny Rhamdani melakukan transformasi
              total.

              Berbicara dalam acara Zooming with Prima yang bertajuk '"Perlindungan Pekerja Migran". Kamis
              (9/10), Benny Rhamdani menyatakansumbangan devisa dalam bentuk remiten yang diberikan
              pekerja migran Indonesia (PMI) sangat besar.

              Pada 2019, angkanya mencapai Rp 159,6 triliun. Namun, perlindungan negara terhadap mereka
              belum maksimal.

              "Sumbangan devisa yang diberikan pekerja migran sangat besar, hanya beda koma saja dengan
              sumbangan  devisa  dari  sektor  migas  tetapi  pelayanan  negara  harus  kita  akui  masih  belum
              maksimal dalam memberikan penghormatan utuh kepada PMI," katanya.

              Menurut Benny, UU No 18/2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia menggantikan
              UU  No  39/2004  tentang  Penempatan  dan  Perlindungan  Tenaga  Kerja  Indonesia  sempat
              memberikan  harapan  baru.  UU  tersebut  memandatkan  perlindungan  PMI  dan  anggota
              keluarganya.

              Perlindungan  diberikan  pada  saat  sebelum,  ketika,  dan  setelah  bekerja.  Bahkan  hingga
              perlindungan yang lebih luas mulai dari sosial, hukum, dan ekonomi dalam bentuk literasi atau
              edukasi keuangan.

              Pada kenyataannya hingga saat ini masih terus terjadi kejahatan pengiriman PMI yang dilakukan
              oleh sindikat pengiriman pekerja ilegal. "Ini adalah bisnis kotor, yang berkomplot di dalamnya
              adalah pemilik modal, dibekingi oknum TNI. oknum Polri, oknum Imigrasi dan juga yang ada di
              Kedutaan Besar. Saya juga meyakini ada keterlibatan oknum-oknum di badan yang saya pimpin.
              Ini adalah keterbukaan yang tidak boleh lagi kita tabu untuk mengungkapnya ke permukaan."
              kata Benny.

              Benny juga melihat ada praktik rente dan ijon yang menempatkan PMI hanya sebagai objek sapi
              perahan.

              Permasalahan PMI lainnya antara lain terkait eksploitasi, kekerasan fisik dan seksual, gaji yang
              tidak dibayar sesuai kontrak, jam kerja  yang melebihi batas, dan lainnya. "Ini fakta empirik yang
              hingga hari ini terus terjadi, dan menjadi tontonan yang sangat terbuka.

              Seolah-oleh kelompok kejahatan ini adalah kelompok yang seolah-olah tidak bisa disentuh. Saya
              menginginkan negara hadir. Ketika hukum harus bekerja, negara tidak boleh kalah menghadapi
              komplotan penjahat dan sindikat ini," tegas Benny.

              Ia juga menyinggung data jumlah PMI yang berbeda-beda antarlembaga. BP2MI menyebut 3,7
              juta. Kementerian Tenaga Kerja menjawab 5 juta, Kementerian Luar negeri bilang 4,5 juta. "Saya
              percaya  dengan  data  World  Bank  yang  menyebutkan  jumlah  PMI  9  juta.  Artinya  ada  selisih
                                                           26
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32