Page 39 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 JUNI 2021
P. 39

"Kami sudah menempuh berbagai upaya sejak 2016. Namun, hingga kini tidak ada kepastian
              kapan hak pesangonnya akan dibayarkan. Tidak dibayarnya uang pesangon ini menjadi masalah
              di setiap keluarga pegawai. Mulai dari adanya perceraian, anak sakit, putus sekolah, alih kerja
              menjadi supir ojol, tukang bangunan, dan lainnya. Bahkan, setiap minggu kami mendengar kabar
              kematian rekan kami sesama eks pegawai MNA" katanya dalam siaran pers yang diterima "PR",
              Kamis (24/6/2021).

              Capt M Masykoer menambahkan, dalam surat tersebut, juga disampaikan MNA sebagai badan
              usaha  milik  negara  (BUMN)  agar  tidak  lalai  dalam  kewajibannya  memenuhi  hak-hak  eks
              pegawainya.  Sebelumnya,  seluruh  unsur  pegawai  termasuk  pilot,  telah  melakukan  berbagai
              upaya untuk menuntut hak-hak normatif tersebut.

              Sejak tidak menerima gaji pada Desember 2013, mereka telah berunjuk rasa. Hingga akhirnya
              pada tahun 2016, pemerintah melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) menetapkan program
              restrukturisasi karyawan berupa PHK massal. Pembayaran pesangon dicicil dalam 2 tahap.

              Cicilan pesangon tahap 11 dijanjikan dilunasi Desember 2018 melalui surat pengakuan utang
              (SPU). Namun, tidak pernah ditepati. Belakangan, sebuah kreditur MNA, PT Pa-rewa Catering,
              mengajukan P KPU terhadap MNA dan keluar keputusan damai bahwa homologasi diterima.

              Putusan lainnya, segala yang berbentuk utang termasuk SPU pegawai, masuk dalam homologasi
              yang  diharapkan  mulai ada  kepastian pembayaran  yang  ditandai  terbitnya  izin terbang  MNA
              (AOC). (kismi Dwi Astuti)***

              caption:
              PAGUYUBAN  Pilot  Ex  Merpati  (PPEM)  mengirimkan  surat  terbuka  kepada  Presiden  Republik
              Indonesia, Joko Widodo terkait pemenuhan hak-hak normatif berupa uang pesangon dan uang
              pensiun, belum lama ini.*









































                                                           38
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44