Page 76 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 JUNI 2021
P. 76

BERIKUT LANGKAH INDONESIA DALAM MENDUKUNG 3 ISU PRIORITAS
              KETENAGAKERJAAN DI FORUM G20
              Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemnaker ), Anwar Sanusi mengingatkan
              negara-negara anggota G20 tentang perlunya upaya extraordinary untuk mencapai target SDGs,
              khususnya Goal Nomor 8 yaitu "Decent Work and Economic Growth". Anwar mewakili Menteri
              Ketenagakerjaan  (Menaker),  Ida  Fauziyah  menyampaikan  hal tersebut pada  pertemuan para
              Menteri Ketenagakerjaan anggota G20 (G20 Labour and Employment Ministers' Meeting/G20-
              LEMM) di Catania.

              Menurut  Anwar,  dalam mencapai  target  SDGs  tersebut,  masing-masing  negara  anggota  G20
              dapat  berkontribusi  dengan  cara  melaksanakan  komitmen-komitmen  yang  sudah  disepakati
              dalam  deklarasi  Menteri  Ketenagakerjaan  G20  terkait  tiga  isu prioritas presidensi  Italia  yaitu
              pertama, penciptaan pekerjaan yang lebih baik (decent) dan setara bagi pekerja perempuan.
              Kedua,  penyesuaian sistem  perlindungan  sosial yang  adaptif  dengan perubahan  dunia kerja.
              Ketiga, memastikan pekerjaan digital (platform) dan teleworking yang tetap mengedepankan
              aspek kemanusiaan (humanis).
              "Ketiga  isu  prioritas  ketenagakerjaan  G20  sangatlah  penting  karena  mencerminkan  kondisi
              faktual ketenagakerjaan saat ini sekaligus menjawab tantangan kita ke depan," ujar Anwar dalam
              pertemuan para Menteri Ketenagakerjaan anggota G20 (G20 Labour and Employment Ministers'
              Meeting/G20-LEMM) di Catania (23/6/2021).
              Dalam mendukung isu prioritas ketenagakerjaan tersebut, Anwar menjelaskan, setidaknya ada
              empat  perhatian  pemerintah  Indonesia.  Pertama,  Indonesia  berkomitmen  dalam  upaya
              mengakselerasi partisipasi angkatan kerja perempuan di sektor formal, membangun kompetensi
              dan produktivitas pekerja muda perempuan, dan kesesuaian upah sesuai dengan nilainya.

              Kedua, Indonesia juga disebutnya berkomitmen untuk memperkuat pelaksanaan pelindungan
              sosial yang memadai, inklusif, berkelanjutan, efektif, dan dapat diakses untuk semua.

              "Pelindungan sosial ke depan harus mampu menyentuh kelompok yang rentan, termasuk bagi
              pekerja disabilitas," ucapnya.

              Ketiga, terkait platform dan teleworking, dia menyatakan bahwa Indonesia memiliki perhatian
              berkaitan dengan arrangement atau regulasi bagi platform pekerja remote dan pekerja digital.
              Meski  demikian,  penerapan  regulasi  ini  perlu  memperhatikan  kesiapan  dan  kondisi  masing-
              masing negara anggota G20 bekerja sama dengan mitra sosial dan didukung oleh organisasi
              internasional terkait.

              Keempat, perhatian Indonesia lainnya, yaitu memastikan kondisi kerja yang aman dan sehat
              sebagai hak fundamental bagi pekerja di semua sektor, dengan memanfaatkan sarana regulasi
              dan non-regulasi untuk melindungi pekerja, memperkuat kolaborasi dan koordinasi di bidang
              keselamatan dan kesehatan kerja, dan mendorong dialog sosial yang efektif.

              Dia menyakini bahwa kunci keberhasilan menghadapi tantangan ketenagakerjaan yang makin
              kompleks ke depan adalah dengan kolaborasi antara pemerintah, industri, serikat pekerja/serikat
              buruh, organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan mitra pembangunan internasional yang setara
              dan produktif.

              "Tindakan  ini  perlu  didukung  dengan  mengedepankan  prinsip-prinsip  pekerjaan  yang  layak,
              termasuk memperkuat dialog sosial, dan tidak meninggalkan siapa pun," jelasnya.





                                                           75
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81