Page 159 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 JULI 2021
P. 159

MK TOLAK GUGATAN KSBSI SOAL UJI MATERIL UU CIPTA KERJA
              KETENAGAKERJAAN
              JAKARTA - Mahkamah Konstitusi (MK) yang tidak menerima gugatan (Konfederasi) Serikat Buruh
              Sejahtera Indonesia ((K)SBSI) karena tidak memiliki kedudukan hukum, dalam perkara 109/PUU-
              XVIII/2020 perihal Uji Materil Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
              Klaster Ketenagakerjaan.

              Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menyambut baik putusan tersebut dan meminta semua
              pihak menghormati putusan MK.

              "Alhamdulillah  MK  sudah  menyatakan  bahwa  pemohon  tidak  memiliki  kedudukan  hukum
              sehingga permohonan pemohon tidak dapat diterima," kata Menaker Ida Fauziyah dalam Siaran
              Pers Biro Humas di Jakarta, Rabu (1/7/2021).

              Menaker Ida berharap seluruh pihak menghormati atas apa yang telah menjadi putusan MK.
              "Sekarang saatnya kita menatap ke depan menyelesaikan pandemi COVID-19 dan membangun
              ketenagakerjaan lebih baik lagi," katanya.

              Sekjen Kemnaker, Anwar Sanusi, menilai logis putusan dari MK dalam perkara 109 yang diajukan
              oleh pemohon (K) SBSI.

              Putusan MK tersebut telah menunjukkan ketelitian dan objektifitas MK dalam memeriksa status
              kedudukan hukum pemohon Uji Materiil UU Cipta Kerja, khususnya Klaster Ketenagakerjaan.
              "Yang  bertindak  untuk  dan  atas  nama  organisasi  ya  memang  seharusnya  berpatokan  pada
              AD/ART organisasi tersebut," ucap Sekjen Anwar.

              Dalam Amar putusannya, Ketua MK Anwar Usman menyatakan permohonan (K)SBSI tidak dapat
              diterima.

              "Amar putusan, mengadili, menyatakan permohonan Pemohon tidak dapat diterima," kata Anwar
              Usman didampingi delapan hakim konstitusi lainnya, saat membacakan amar Putusan Nomor
              109/PUU-XVIII/2020 dalam persidangan yang digelar secara daring,.

              Menurut Mahkamah, pemohon tidak memiliki kedudukan hukum (persona standi in judicio) untuk
              mengajukan permohonan.
              "Karenanya, Mahkamah tidak mempertimbangkan pokok permohonan," kata Hakim Konstitusi
              Suhartoyo saat membacakan pertimbanganan hukum putusan.

              Mahkamah  dalam  pertimbangan  hukumnya  menyebutkan,  Pemohon  dalam  permohonannya
              menerangkan selaku Badan Hukum Perkumpulan yang telah tercatat di Suku Dinas Tenaga Kerja
              Jakarta Pusat dan terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM.

              Pemohon dalam hal ini diwakili oleh Prof. Dr. Muchtar Pakpahan, S.H., M.H., selaku Ketua Umum
              DPP (K)SBSI dan Vindra Whindalis selaku Sekretaris Jenderal berdasarkan hasil Kongres ke-6
              (K)SBSI.


              Sebelum Mahkamah lebih lanjut mempertimbangkan kerugian konstitusional Pemohon, terlebih
              dahulu  Mahkamah  akan  mempertimbangkan  kapasitas  Pemohon  sebagai  Badan  Hukum
              Perkumpulan untuk mengajukan permohonan.

              Berdasarkan  Pasal  47  ayat  (2)  dan  ayat  (4)  Anggaran  Dasar  (K)SBSI  dan  Pasal  12  ayat  (7)
              Anggaran Rumah Tangga (K)SBSI menyatakan Ketua Umum berwenang bertindak untuk dan
              atas nama organisasi baik ke dalam maupun ke luar organisasi.


                                                           158
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164