Page 56 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 JANUARI 2021
P. 56

HIPMI INGATKAN BONUS DEMOGRAFI BAGAI PISAU BERMATA DUA

              Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengingatkan pemerintah untuk lebih bersiap
              menghadapi puncak bonus demografi yang diperkirakan tiba pada 2040. Sebelum waktu itu tiba,
              pemerintah sudah membuat stimulus agar tersedianya banyak lapangan kerja.

              Menurut  Ketua  Umum  BPP  HIPMI  Mardani  H  Maming,  pemerintah  tidak  bisa  menciptakan
              lapangan kerja sendiri. Pasti butuh kolaborasi dengan pengusaha dan swasta. Kini swasta bisa
              menyediakan  banyak  lapangan  kerja  tergantung  dengan  kemudahan  bagi  mereka  untuk
              beinvestasi dan membuka usaha. Sepanjang ada kemudahan untuk berinvestasi dan perizinan
              usaha, maka investasi akan bisa lebih banyak.

              "Kami  butuh  kepastian hukum  dan  kemudahan  regulasi  dalam  berinvestasi,"  ujar  Mardani  H
              Maming kepada wartawan di Jakarta, Kamis (7/1).

              Dia menuturkan, kemudahan regulasi usaha memberikan dampak positif untuk iklim investasi.
              Saat ini harapan itu ada pada UU nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja. Undang-undang itu
              diyakini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memperbaiki iklim investasi, dan bermuara
              pada menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya di Indonesia. Terutama di tengah pandemi
              Covid-19. UU sapu jagat itu dapat memberikan dukungan untuk memajukan UMKM dan tentunya
              bisa menciptakan lapangan pekerjaan.
              Kata  Mardani,  HIPMI  menyadari  bahwa  pada  rentang  2035  hingga  2040  merupakan  puncak
              bonus  demografi.  Pada  tahun  itu  70  persen  penduduk  Indonesia  atau  sekitar  148,5  juta
              merupakan masyarakat usia produktif. "Mereka diharapkan mampu meningkatkan perekonomian
              bangsa." Lebih jauh dikatakannya, pada puncak bonus demografi di Indonesia, sektor swasta
              memiliki peran vital menyerap tenaga kerja lokal yang jumlahnya mencapai ratusan juta orang
              tersebut.  Dengan  tersedianya  lapangan  pekerjaan  yang  cukup,  maka  usai  produksi  itu  akan
              menjadi mesin pertumbuhan. Mereka mampu menggerakkan perekonomian melalui konsumsi
              rumah tangga.

              Mardani  mengingatkan  bahwa  bonus  demografi  layaknya  pedang  bermata  dua.  Bila  tidak
              dipersiapkan  lapangan  pekerjaan,  justru  akan  berdampak  buruk  di  masa  depan.  "Bonus
              demografi ini seperti pisau bermata dua. Kalau tidak hati-hati ini akan membawa malapetaka,
              sehingga usia-usia produktif ini harus kita siapkan dengan baik," kata dia.

              Saat ini, negara membutuhkan investasi sektor swasta yang cukup besar untuk menciptakan
              lapangan  kerja.  Bila  investasi  tidak  masuk  ke  Indonesia,  bayang-bayang  pengangguran  dari
              angkatan kerja terdidik ada di depan mata. "Bonus demografi ini tentu bisa menjadi bonus bagi
              perekonomian.  Namun,  ini  bisa  juga  menjadi  bencana  bila  tidak  ada  lapangan  kerja  bagi
              angkatan kerja terdidik," ungkapnya.






















                                                           55
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61