Page 80 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 JANUARI 2021
P. 80

DETERMINASI DI TENGAH KRISIS

              Pasar  kerja  Indonesia  menyentuh  titik  nadirnya  pada  2020.  Membalikkan  kondisi  dari  rekor
              terburuk  pengangguran  ke  pencapaian  gemilang  serapan  tenaga  kerja  pada  2021  bakal
              membutuhkan determinasi yang luar biasa.

              Pada 2021, pemulihan pasar kerja dihadapkan pada tantangan pertumbuhan angkatan kerja dan
              pengangguran yang mencapai rekor tertingginya dalam 3 tahun terakhir.

              Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari Agustus 2018 hingga Agustus 2020 jumlah
              angkatan  kerja  di  Indonesia  naik  dari  133,36  juta  menjadi  138,22  juta.  Sejalan  dengan  itu,
              jumlah pengangguran meroket dari 7,07 juta menjadi 9,77 juta.

              Tidak  hanya  menghadapi  beban  dari  tingginya  jumlah  angkatan  kerja  dan  pengangguran,
              pemerintah harus menguras keringat untuk memperbaiki pencapaian penyerapan pekerja dari
              masuknya investasi.

              Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang Januari-
              --September 2020 mencapai Rp616,6 triliun atau 74,8% dari target Rp817,2 triliun.

              Namun demikian, realisasi investasi sepanjang kuartal I--- 11/2020 tersebut masih jomplang jika
              dibandingkan dengan penyerapan tenaga kerja dari instrumen investasi.

              Berdasarkan data BKPM, investasi sepanjang periode tersebut hanya menyerap 861.581 pekerja
              dari target 1,2 juta orang.

              Kendati berat, pelaku usaha menilai penyerapan tenaga kerja tidak dapat dikesampingkan pada
              2021.

              Menurut Ketua Komite Tetap Ketenagakerjaan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia
              Bob  Azam,  dalam  upaya  pemulihan  ekonomi  2021,  pemerintah  dan  pelaku  usaha  harus
              konsentrasi ke penyerapan tenaga kerja.
              "Pelaku  usaha  berharap  pada  kuartal  11/2021  dunia  industri  Indonesia  sudah  mencapai
              pemulihan 70% atau sudah mencapai titik impas atau break event point [BEP]. Kondisi

              tersebut sangat menentukan bagi sektor ketenagakerjaan," ujar Bob.

              Dia  mencontohkan,  kondisi  industri  manufaktur  yang  belum  mencapai  BEP  berpotensi
              menimbulkan tekanan yang berujung ke gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).

              Selain itu, kebijakan-kebijakan menaikkan upah minimum kabupaten/kota (UMK) oleh sejumlah
              kepala daerah seperti Jawa Barat dan

              Jawa Tengah dinilai bertentangan dengan semangat UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja.

              Kebijakan tersebut, lanjutnya, sangat berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor
              manufaktur yang sensitif terhadap isu pengupahan.

              Berkaitan dengan itu, Bob menjelaskan dunia usaha butuh regulasi yang mendukung, terutama
              untuk manufaktur yang hanya mampu menyerap 20% dari total penyerapan tenaga kerja pada

              2019.

              Adapun, terdapat dua hal yang menjadi pilar dalam mengakselerasi penyerapan tenaga kerja
              pada 2021. Pertama, vaksinasi dan pengendalian Covid-19 lewat protokol kesehatan. Kedua,
              stimulus yang ditujukan khusus untuk pemulihan.

                                                           79
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85