Page 300 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 300

UU tersebut mengatur program JKP yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
              Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek. Beleid itu mengubah mengubah sejumlah
              aturan  dalam  UU  24/2011  tentang  BPJS,  yang  salah  satunya  mengenai  modal  awal  bagi
              pelaksanaan jaminan sosial.

              Jokowi  menetapkan  adanya  penyuntikan  modal  minimal  Rp6  triliun  untuk  penyelenggaraan
              program JKP. Artinya, BP Jamsostek akan segera menerima tambahan dana paling sedikit Rp6
              triliun dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

              "Modal  awal  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  41  ayat  (1)  huruf  a  untuk  program  JKP
              ditetapkan paling sedikit Rp6 triliun yang bersumber dari APBN," tertulis dalam beleid tersebut.

              UU  Cipta  Kerja  pun  membuat  BP  Jamsostek  harus  menyelenggarakan  lima  program,  yakni
              Jaminan  Kecelakaan  Kerja  (JKK),  Jaminan  Hari  Tua  (JHT),  Jaminan  Pensiun  (JP),  Jaminan
              Kematian (JKm), dan yang terbaru JKP.

              Aturan itu pun mengubah sejumlah butir UU 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
              (SJSN), yang salah satunya berisi iuran program JKP dibayar oleh pemerintah pusat. Butir aturan
              itu merujuk kepada penyuntikkan modal minimal Rp6 triliun.

              Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menjelaskan bahwa dana awal program JKP
              memang akan berasal dari kas negara. Namun, saat itu dia menyebutkan penyuntikan modal itu
              maksimal sebesar Rp6 triliun, sedangkan dalam UU Cipta Kerja tertulis nilainya paling sedikit Rp6
              triliun.

              "Dana awal untuk program JKP dana awalnya akan diambil dari APBN paling besar Rp6 triliun,"
              ujar Ida pada Rabu (7/10/2020).









































                Judul               UMP Jabar Tak Naik, Bagaimana dengan UMK Bandung?
                                                           299
   295   296   297   298   299   300   301   302   303   304   305