Page 177 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 APRIL 2021
P. 177

REGULASI HARUS DITEGAKKAN, PENGUSAHA WAJIB TAATI ATURAN THR

              Dewan Pengupahan Nasional (Depenas) menegaskan bahwa pengusaha wajib mentaati regulasi
              pemerintah mengenai pemberian Tunjangan Hari Raya (THR).

              “Pengusaha yang benar itu pengusaha yang taat kepada regulasi, taat kepada aturan yang ada.
              Kelonggaran  semacamnya  juga  sudah  difasilitasi,  saya  kira  tidak  ada  alasan  untuk  tidak
              dilaksanakan,” kata Wakil Ketua Dewan Pengupahan Nasional (Depenas), Adi Mahfudz Wuhadji
              dalam diskusi daring FMB 9 di Jakarta, Senin.

              Adi yang juga Ketua Bidang Organisasi dan Pemberdayaan Daerah Asosiasi Pengusaha Indonesia
              (APINDO) ini mengatakan keputusan Menteri Ketenagakerjaan untuk menerbitkan Surat Edaran
              mengenai pembayaran THR secara penuh pada Lebaran 2021 telah dikomunikasikan terlebih
              dahulu dengan stakeholder terkait. Sehingga, tidak ada alasan untuk tak membayarkan THR.

              “Regulasi  harus  ditegakkan,  tidak  boleh  abu-abu.  Yang  penting  juga  sudah  dikomunikasikan
              dengna  kami  dengan  informasi  yang  cukup  jelas.  Saya  kira  pendekatan  yang  disampaikan
              Menaker  sudah  tepat,  bagi  pengusaha  yang  mampu  tidak  ada  alasan  apapun  untuk  tidak
              dibayarkan,”ujar Adi.

              Ia juga menyampaikan pada prinsipnya seluruh pengusaha sepakat bahwa THR merupakan hak
              pekerja yang harus dibayarkan. THR juga sebagai bentuk memacu produktivitas pekerja dan
              bentuk rasa syukur pengusaha dalam keberlangsungan usahanya. Namun, tidak dapat dipungkiri
              bahwa sejumlah sektor masih belum bangkit dari keterpurukan akibat pandemi COVID-19.

              Oleh karena itu, ia meminta agar perusahaan mengedepankan dialog dengan para pekerja guna
              menemukan solusi yang ideal mengenai pembayaran THR.

              “Bagi yang tidak mampu membayar tepat waktu sebaiknya kedepankan dialog. Bagi yang sama
              sekali tidak mampu, seyogyanya ada kesepakatan bersama,” ujar Adi.

              Pada kesempatan yang sama, Menteri Ketenagakaerjaan Ida Fauziyah mengatakan kewajiban
              pengusaha  untuk  membayarkan  THR  pekerja  atau  buruh  secara  penuh,  telah
              mempertimbangkan  kondisi  perekonomian  dan  telah  dikomunikasikan  dengan  stakeholder
              terkait.

              “Pelaksanaan THR tahun ini sudah mempertimbangkan kondisi perekonomian kita. Pemerintah
              sudah  memberikan  banyak  insentif,  stimulus  kepada  dunia  usaha  dan  sebelum  saya
              mengeluarkan surat edaran ini kami telah melakukan diskusi dengan stakeholder yang ada,” ujar
              Ida.

              Menaker Ida telah menerbitkan aturan mengenai pemberian THR untuk Lebaran 2021 melalui
              Surat Edaran (SE) Nomor M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari
              Raya Keagamaan Tahun 2021 bagi Pekerja/Buruh Di Perusahaan. Berdasarkan SE tersebut, THR
              wajib dibayarkan paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan.

              Sedangkan bagi perusahaan yang masih terdampak COVID-19 dan tidak mampu membayar THR
              seperti waktu yang ditentukan, diminta untuk melakukan dialog secara kekeluargaan dan itikad
              baik dan membuat kesepakatan secara tertulis dengan batas waktu pembayaran THR tersebut
              dan diberi kelonggaran hingga H-1 Lebaran.

              Ketidakmampuan  membayar  THR  dibuktikan  dengan  laporan  keuangan  internal  perusahaan
              secara transparan dan dilaporkan kepada Dinas Ketenagakerjaan setempat paling lambat tujuh
              hari sebelum hari raya keagamaan.



                                                           176
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182