Page 170 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 NOVEMBER 2020
P. 170
Ringkasan
Ekonom Senior Institute for Development of Economics (Indef) Faisal Basri mengatakan,
kontraksi ekonomi Indonesia akan berlangsung lebih lama jika dibandingkan dengan negara-
negara berkembang lainnya. Sehingga diprediksi kontraksi ekonomi nasional masih akan
berlanjut hingga kuartal I 2021.
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, mengatakan pandemi Covid-19 membawa
dampak signifikan pada perekonomian dan ketenagakerjaan. Di mana, ada 29,12 juta orang
penduduk usia kerja yang terdampak pandemi Covid-19. Rinciannya, pengangguran karena
pandemi Covid-19 sebesar 2,56 juta orang, bukan angkatan kerja karena pandemi Covid-19
sebesar 0,76 juta orang. Lalu, tidak bekerja karena pandemi Covid-19 sebesar 1,77 juta orang,
dan yang bekerja dengan mengalami pengurangan jam kerja sebanyak 24,03 juta orang.
FAISAL BASRI PREDIKSI PERTUMBUHAN EKONOMI KUARTAL I 2021 MINUS 0,7
PERSEN
Ekonom Senior Institute for Development of Economics (Indef) Faisal Basri mengatakan,
kontraksi ekonomi Indonesia akan berlangsung lebih lama jika dibandingkan dengan negara-
negara berkembang lainnya. Sehingga diprediksi kontraksi ekonomi nasional masih akan
berlanjut hingga kuartal I 2021.
"Jika dilihat akibat pandemi ini akan lebih lama dari negara berkembang lainnya. Sehingga, kita
baru akan positif sebesar 1,4 persen di kuartal II tahun depan, triwulan I tahun depan masih
minus 0,7 persen," paparnya dalam webinar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021, Kamis (26/11).
Menurut Faisal, setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan proses pemulihan ekonomi
nasional berjalan secara terhuyung-huyung. Pertama, belum maksimalnya upaya pemerintah
untuk memerangi pandemi Covid-19.
Kedua, masih belum pastinya ketersediaan vaksin anti Covid-19 di Indonesia. "Sehingga (situasi)
ketidakpastian pada tahun depan masih akan tinggi," imbuh dia.
Terakhir atau faktor ketiga, tahun 2020 dinilai bukan puncak pandemi Covid-19 di Indonesia. Dia
memprediksi puncak pandemi ini justru Januari-Februari 2021.
"Jadi kuncinya di kendalikan, kendalikan (Covid-19). Itu akan secara otomatis membantu
pertumbuhan ekonomi kembali positif," tutupnya.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan,
butuh lebih dari tiga juta lapangan kerja untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke level
pra-Covid-19. Sehingga dapat menstimulus tingkat daya beli konsumsi rumah tangga dari pasar
domestik.
"Apabila kinerja ekonomi Indonesia ingin dikembalikan sebelum pra-Covid-19. Indonesia minimal
harus menciptakan lebih dari 3 juta lapangan kerja untuk mengembalikan daya beli masyarakat
ke level sebelum pandemi," tuturnya dalam webinar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021, Kamis
(26/11).
Shinta mengatakan, lesuhnya ekonomi nasional di masa kedaruratan kesehatan ini lebih
disebakan oleh turunnya permintaan konsumsi rumah tangga. Salah satunya, akibat turunnya
daya beli setelah banyak tenaga kerja yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Padahal, konsumsi domestik ini driver ekonomi nasional supaya bisa pulih ke level sebelum
pandemi," imbuh dia.
169