Page 6 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 NOVEMBER 2020
P. 6

Kekecewaan Ida direspons oleh Manajemen Kartu Prakerja. Mereka menilai, tetap harus ada
              validasi data pada 2,1 juta korban yang masuk daftar prioritas. Berikut rangkum, Jumat (27/11).
              Menurut Ida, data prioritas 2,1 juta orang tersebut merupakan arahan dari Presiden Jokowi.
              Selain itu, data tersebut juga merupakan usulan dari NU, Muhammadiyah, DPR RI, dan Dinas
              Ketenagakerjaan.

              Dari 2,1 juta orang yang diprioritaskan itu disisir kembali hingga mendapat 555.540 orang yang
              masuk daftar whitelist. Sebanyak 25 ribu orang merupakan data usulan dari DPR RI; 20.700
              usulan NU; 9.000 usulan Muhammadiyah; dan 500 ribu usulan Disnaker.

              "Kami sangat sayangkan keputusan PMO (Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja). Data
              pekerja  terdampak  2,1  juta  dan  diperintahkan  presiden  langsung,  dapat  karpet  merah
              seharusnya, ternyata hanya sebagian kecil yang diterima," ujar Ida dalam rapat kerja dengan
              Komisi IX DPR RI secara virtual, Rabu (25/11).

              Menanggapi kekecewaan Ida, Head Of Communications Manajemen Pelaksana Program Kartu
              Prakerja Louisa Tuhatu, menjelaskan, meskipun ada karpet merah untuk nama-nama tersebut,
              namun semua proses verifikasi tetap harus berjalan sesuai prosedur.

              Apalagi PMO Kartu Prakerja bekerja sesuai aturan yang menaungi Program Kartu Prakerja yaitu
              Perpres No. 76/2020 dan Permenko Bidang Perekonomian No. 11/2020. Perpres dan Permenko
              tersebut  secara  eksplisit  menyebutkan  daftar  yang  dikecualikan  atau  tidak  dapat  menerima
              Program Kartu Prakerja.

              "Sehingga  semua  usulan  nama,  daftar  prioritas  dari  Kemenaker  tetap  harus  kami  verifikasi
              terhadap daftar pengecualian ini," ujar Louisa kepada, Kamis (26/11).

              Louisa  Tuhatu  juga  mengatakan  data  yang  disampaikan  Ida  Fauziyah  dalam  Rapat  Dengar
              Pendapat tersebut keliru. Artinya, ada beda data antara Manajemen Kartu Prakerja dan Menaker
              soal daftar prioritas.

              "Ada 2 kesalahan angka yang disampaikan dalam dengar pendapat kemarin. Pertama, PMO tidak
              pernah menerima data 2,1 juta nama. Yang kami terima adalah data dengan 1,7 juta nama,"
              ujar Louisa.

              Namun meski 1,7 juta nama tersebut merupakan prioritas, Louisa menegaskan bahwa pihaknya
              tetap  harus  melakukan  proses  verifikasi,  seperti  halnya  nama-nama  lain.  Sebab,  PMO  Kartu
              Prakerja bekerja sesuai aturan yang menaungi Program Kartu Prakerja yaitu Perpres No. 76/2020
              dan Permenko Bidang Perekonomian No. 11/2020.























                                                            5
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11