Page 92 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2021
P. 92

Judul               Kisah Sumarwini Bekerja di Arab Saudi, Berhasil Pulang ke Tanah Air
                                    Usai Dituduh Lakukan Kekerasan
                Nama Media          kompas.com
                Newstrend           Kepulangan PMI Sumarwini
                Halaman/URL         https://nasional.kompas.com/read/2021/01/20/10253601/kisah-
                                    sumarwini-bekerja-di-arab-saudi-berhasil-pulang-ke-tanah-air-usai
                Jurnalis            Achmad Nasrudin Yahya
                Tanggal             2021-01-20 10:25:00
                Ukuran              0
                Warna               Warna
                AD Value            Rp 17.500.000
                News Value          Rp 52.500.000
                Kategori            Ditjen Binapenta
                Layanan             Korporasi
                Sentimen            Positif



              Narasumber

              positive - Sumarwini (None) Alhamdulillah ya Rabbi. Terima kasih KBRI Riyadh yang telah banyak
              membantu saya



              Ringkasan

              Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jember, Jawa Timur, Sumarwini akhirnya bisa bernafas lega
              setelah berhasil angkat kaki dari Arab Saudi. Sekitar 2006, ia memutuskan untuk bekerja sebagai
              pekerja rumah tangga di Riyadh, Arab Saudi. Kepergiannya dari tanah kelahirannya membawa
              segudang  harapan  untuk  memperbaiki  nasib.  Namun,  dua  tahun  menjalani  rutinitas
              pekerjaannya, ia mulai menemui apa yang kemudian hari menjadi mimpi buruknya.


              KISAH SUMARWINI BEKERJA DI ARAB SAUDI, BERHASIL PULANG KE TANAH AIR
              USAI DITUDUH LAKUKAN KEKERASAN

              JAKARTA, - Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jember, Jawa Timur, Sumarwini akhirnya bisa
              bernafas lega setelah berhasil angkat kaki dari Arab Saudi .

              Sekitar 2006, ia memutuskan untuk bekerja sebagai pekerja rumah tangga di Riyadh, Arab Saudi.
              Kepergiannya dari tanah kelahirannya membawa segudang harapan untuk memperbaiki nasib.

              Namun, dua tahun menjalani rutinitas pekerjaannya, ia mulai menemui apa yang kemudian hari
              menjadi mimpi buruknya.

              Tepat pada 2008, petaka itu datang setelah majikannya menuduh Sumarwini telah melakukan
              tindak  kekerasan  dan  perbuatan  tidak  sewajarnya  kepada  dua  anak  majikan  yang  masih  di
              bawah umur.

              Tuduhan  ini  menyeretnya  ke  meja  pemeriksaan.  Ironisnya,  perempuan  kelahiran  1979  itu
              terpaksa mengakui perbuatan yang tidak pernah dilakukannya karena mendapat tekanan.
                                                           91
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97