Page 93 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2021
P. 93
Pengadilan setempat kemudian memvonisnya 1 tahun penjara, 240 kali cambuk dan denda ganti
rugi sebesar SAR 536 ribu (sekitar Rp 1,9 miliar), serta penahanan selama 5 tahun atas tuntutan
hak khusus oleh majikan.
Dalam perkembangan persidangan banding di pengadilan, majikan menaikkan tuntutan ganti
rugi menjadi SAR 1, 536.000 (setara Rp 5,6 miliar) sesuai keputusan yang dikeluarkan Komisi
Penilain Kerugian.
Sejak 27 Desember 2008, Sumarwini menjalani kehidupannya dari balik jeruji besi hingga
akhirnya pada November 2013, KBRI Riyadh berhasil mengeluarkannya dari tahanan dengan
jaminan.
Keluar dari tahanan, Sumarwini berpindah ke penampungan (shelter) KBRI dan hidup dengan
sesama PMI kurang beruntung lainnya. Mereka menunggu proses penyelesaian masalah maupun
tuntutan hak-hak mereka sebelum dapat pulang ke Tanah Air.
Statusnya yang masih dicekal turut menyulitkannya untuk bisa kembali ke Indonesia. Terlebih,
proses peradilan berlarut-larut tanpa adanya kepastian hukum yang final.
Nasib baik akhirnya berpihak kepada Sumarwini. Pada 11 Maret 2020, KBRI mendapat informasi
pengadilan telah menutup kasus Sumarwini karena penuntut (majikan) tidak pernah lagi datang
memenuhi panggilan pengadilan.
Akan tetapi, Sumarwini masih belum bisa keluar dari Arab Saudi karena statusnya masih masuk
daftar cekal.
Pada Agustus 2020, KBRI kemudian mengirim nota diplomatik ke Kementerian Luar Negeri Arab
Saudi untuk meminta bantuan agar otoritas berwenang membersihkan nama Sumarwini dari
kasus dan tuduhan yang membelitnya.
Usaha KBRI dilanjutkan dengan mendatangi Kepolisian Provinsi Riyadh dan berlanjut hingga
diperoleh exit permit melalui Maktab Amal (Kantor Dinas Ketenagakerjaan) pada 17 Januari
2021.
Sumarwini akhirnya memastikan bisa kembali ke Indonesia dengan menggunakan maskapai
Etihad yang berangkat dari Riyadh pada Selasa (19/1/2021) malam waktu setempat.
"Alhamdulillah ya Rabbi. Terima kasih KBRI Riyadh yang telah banyak membantu saya," ujar
Sumarwini dalam keterangan tertulis KBRI Riyadh, Rabu (20/1/2021).
Sumarwini sendiri tercatat menjadi penghuni terlama di penampungan KBRI, yakni 7 tahun, 2
bulan, 1 hari. Semua itu dijalaninya hanya untuk mendapatkan kepastian hukum.
92