Page 11 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 MARET 2021
P. 11

Metal  Indonesia  (FSPMI)  Riden  Hatam  Aziz  mengakui,  bahkan  hingga  akhir  hayatnya,  Bang
              Muchtar,  sapaan  Muchtar  Pakpahan,  masih  ikut  berjuang  untuk  buruh.  Muchtar  ikut
              memperjuangkan nasib buruh melalui kritik-kritiknya pada Ombibus Law Cipta Kerja yang baru
              disahkan 2020 lalu. "Sampai akhir hayat, beliau kita tahu ikut dalam judicial review UU Omnibus
              Law Cipta Kerja ini ke Mahkamah Konstitusi," tutur Riden, Senin (22/3). Sementara itu, Menteri
              Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyebut, wafatnya Muchtar Pakpahan sebagai duka
              bagi  dunia  ketenagakerjaan.  "Kabar  duka  ini  tentu  adalah  kabar  duka  juga  bagi  dunia
              ketenagakerjaan kita," kata Menaker Ida. Senin (22/3).


              TOKOH BURUH ITU BERPULANG

              Buruh benduka. Pria kelahiran Bah Jambi II, Tanah Jawa, Simalungun, Sumatra Utara, Muchtar
              Pakpahan, wafat pada Ahad (21/3) malam. Sosok yang dikenal sebagai pendiri serikat buruh
              independen pertama itu wafat pada usia 67 tahun. Rekan buruh mengingat pendiri Serikat Buruh
              Sejahtera Indonesia (SBSI) ini sebagai tokoh buruh sejati.

              Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Riden Hatam Aziz mengakui, bahkan
              hingga akhir hayatnya, Bang Muchtar, sapaan Muchtar Pakpahan, masih ikut berjuang untuk
              buruh. Muchtar ikut memperjuangkan nasib buruh melalui kritik-kritiknya pada Ombibus Law
              Cipta Kerja yang baru disahkan 2020 lalu. "Sampai akhir hayat, beliau kita tahu ikut dalam judicial
              review UU Omnibus Law Cipta Kerja ini ke Mahkamah Konstitusi," tutur Riden, Senin (22/3).

              FSPMI menilai, Bang Muchtar adalah pejuang buruh sejati. Baik sejak era Orde Baru hingga
              Reformasi.  Riden  menuturkan,  Muchtar  Pakpahan  merupakan  satu  satunya  pemimpin  buruh
              yang berani berteriak melawan ketidakadilan kaum pekerja di era Orde Baru. Melalui SBSI yang
              didirikan pada 1992, Bang Muchtar lantang melawan ketidakadilan korporasi serta represi aparat
              Orde Baru saat itu.

              "Pak Harto saat itu, memegang rezim begitu kuat. Tapi beliau berani mendirikan serikat pekerja
              independen," ujarnya.

              Riden sendiri merasakan kebersamaan yang intens dengan Muchtar Pakhpahan saat kritik para
              buruh melalui (Komite Aksi Jaminan Sosial) KAJS tahun 2011. Berkat perjuangan buruh pada
              saat itu, maka BPJS kesehatan mengakomodir buruh juga. Almarhum, kata dia, ikut bergabung
              dalam KAJS saat itu. "Bukti integritas beliau bisa dilihat di setiap rapat para buruh terkait KAJS
              sampai larut malam, almarhum tetap ikut terlibat. Bahkan dalam konsolidasi lapangan beliau
              juga ikut bersama para rekan serikat buruh," ungkap Riden.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said lqbal mengucapkan duka cita yang
              mendalam atas wafatnya pejuang buruh tersebut. "Buruh Indonesia sangat berduka cita atas
              meninggaknya bang Muchtar Pakpahan pada hari Ahad malam (21/3)," kata Said lqbal

              Menurut Said lqbal, Bang Muchtar adalah tokoh buruh yang peduli kaum buruh dan rakyat kecil.
              "Berkali-kali dipenjara dan berkali kali pula hendak dibunuh, tetapi kecintaannya kepada kaum
              buruh  dan  rakyat kecil  tidak  surut.  Dia konsisten  dalam  berjuang  agar kaum  buruh  berhasil
              menggapai kesejahteraan," kata Said lqbal.

              Dia mengungkapkan, cita-cita Bang Muchtar adalah mewujudkan negara walfare state sejahtera.
              Cita-cita  perjuangan  ini  akan  selalu  dikenang  dilanjutkan  kaum  buruh.  "Di  tengah  engkau
              menderita  penyakit  kanker,  tetapi  hati,  pikiran,  dan  tindakanmu  terus  berjuang  untuk  kaum
              buruh. Selamat jalan Bang," ujarnya mengenang Muchtar Pakpahan.





                                                           10
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16