Page 118 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 MARET 2021
P. 118

Ringkasan

              Pimpinan Pusat Federasi SP TSK SPSI menyatakan menolak rencana Menteri Ketenagakerjaan
              RI  mengeluarkan  aturan  untuk  memperbolehkan  perusahaan  mencicil  atau  menunda
              pembayaran THR 2021 kepada pekerja/buruh. Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat FSP TSK
              SPSI,  Roy  Jinto,  kebijakan  tersebut  sangat  merugikan  buruh.  Karena,  pada  2020  Menteri
              Ketenagakerjaan RI sudah pernah mengeluarkan aturan THR dicicil dan ditunda yang akhirnya
              berdampak banyak perusahaan mencicil dan menunda pembayaran THR 2020. "Bahkan, sampai
              sekarang  ada  perusahaan  yang  belum  bayar  THR  2020  kepada  buruhnya,"  ujar  Roy kepada
              wartawan, Senin (22/3).



              BURUH TOLAK RENCANA THR 2021 DICICIL ATAU DITUNDA

              BANDUNG  --  Pimpinan  Pusat  Federasi  SP  TSK  SPSI  menyatakan  menolak  rencana  Menteri
              Ketenagakerjaan  RI  mengeluarkan  aturan  untuk  memperbolehkan  perusahaan  mencicil  atau
              menunda pembayaran THR 2021 kepada pekerja/buruh.

              Menurut  Ketua  Umum  Pimpinan  Pusat  FSP  TSK  SPSI,  Roy  Jinto,  kebijakan  tersebut  sangat
              merugikan buruh. Karena, pada 2020 Menteri Ketenagakerjaan RI sudah pernah mengeluarkan
              aturan  THR  dicicil  dan  ditunda  yang  akhirnya  berdampak  banyak  perusahaan  mencicil  dan
              menunda pembayaran THR 2020. "Bahkan, sampai sekarang ada perusahaan yang belum bayar
              THR 2020 kepada buruhnya," ujar Roy kepada wartawan, Senin (22/3).

              Roy menilai, kondisi 2020 dengan sekarang 2021 sangat berbeda. Karena, perusahaan sudah
              beroperasi secara normal. Tapi, pandemi Covid 19 selalu dijadikan alasan oleh pemerintah untuk
              membuat aturan-aturan yang sangat merugikan kaum buruh.

              "Bisa  kita  lihat  dengan  pengesahan  UU  Cipta  Kerja  yang  merugikan  kaum  buruh,  kemudian
              tanggal 2 Februari 2021 keluar PP No 34 tentang TKA PP No 35 mengenai PKWT, ALIH DAYA,
              dan PHK, PP No 36 mengenai Pengupahan, PP No 37 mengenai JKP," ujarnya.

              Selain itu, kata dia, pemerintah mengeluarkan Permen 2 Tahun 2021 mengenai Pengupahan
              untuk  industri  padat  karya  di  mana  aturan  tersebut  memperbolehkan  perusahaan  untuk
              membayar upah buruh di bawah upah minimum. Semua kebijakan yang dikeluarkan pemerintah
              sangat berpihak kepada pengusaha dan merugikan kaum buruh.

              Apalagi, kata dia, adanya rencana Menteri Ketenagakerjaan akan memperbolehkan pengusaha
              untuk mencicil dan menunda pembayaran THR 2021. Dengan begitu, lengkap sudah penderitaan
              kaum buruh.

              "Berdasarkan  aturan,  THR  harusnya  dibayar  oleh  pengusaha  minimal  satu  bulan  upah.  Ini
              dibayarkan  sekaligus  paling  lambat  tujuh  hari  sebelum  hari  raya  kepada  buruh,"  katanya
              menegaskan.

              Oleh karena itu, Roy meminta kepada Menteri Ketenagakerjaan agar tidak mengeluarkan aturan
              THR dapat dicicil atau ditunda. Karena, buruh dengan tegas menolak aturan tersebut.

              "Kalau  pemerintah  memaksakan,  berarti  pemerintah  memang  memaksa  buruh  untuk  turun
              kembali  ke  jalan  melakukan  aksi  unjuk  rasa  penolakan  aturan  tersebut.  Jadi,  kalau  terjadi
              kerumunan, itu karena kesalahan pemerintah!" kata Roy.





                                                           117
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123