Page 52 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JUNI 2021
P. 52

DAMPAK EKONOMI DARI PEMANGKASAN JAM BUKA MAL DAN RESTORAN

              Pemerintah  bakal  membatasi  jam  operasional  pusat  perbelanjaan  atau  mal  hingga  restoran
              dalam  rangka  pengetatan  Pemberlakuan  Pembatasan  Kegiatan  Masyarakat  (  PPKM  )  Mikro.
              Rencananya, jam operasional mal hanya boleh sampai 17.00 WIB, sementara take away atau
              pesan dibawa pulang di restoran sampai pukul 20.00 WIB saja.

              Lalu, bagaimana dampak ekonomi yang ditimbulkan dari kebijakan ini? Ekonom CORE Indonesia
              Mohammad Faisal mengatakan kebijakan ini sudah pasti membuat bisnis di sektor mal, restoran,
              hingga ritel, termasuk supermarket akan lesu dalam beberapa waktu ke depan. Dampaknya bisa
              semakin buruk bila kebijakan PPKM Mikro terus diperpanjang seperti yang sudah-sudah.
              "Tentunya  akan  mempengaruhi  pendapatan  pelaku  usaha  di  sektor tersebut.  Begitu  juga  ke
              pekerja,  kemungkinan  harus  dirumahkan,  bahkan  sudah  terdengar  ada  rencana  perumahan
              pekerja di sektor ritel," kata Faisal kepada CNNIndonesia.com, Selasa (29/6).

              Kendati begitu, Faisal belum bisa menakar seberapa besar potensi penurunan pendapatan bagi
              pelaku usaha di sektor mal, restoran, hingga ritel. Begitu juga dengan jumlah tenaga kerja yang
              kemudian bakal dirumahkan atau bahkan sampai mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

              Tapi khusus untuk ritel, Faisal menilai ritel dengan skala minimarket kemungkinan tidak akan
              terlalu  terkena  dampak  penurunan.  Pasalnya,  mereka  biasanya  berada  dekat  pemukiman
              masyarakat, sehingga masih berpotensi 'laris manis' di kalangan masyarakat.

              Hanya saja, tekanan berat pasti terasa oleh supermarket karena biasanya letaknya di pusat kota
              atau tidak terlalu dekat pemukiman. Bahkan, banyak juga supermarket yang berdiri di dalam
              mal,  sehingga  mau  tidak  mau  jam  operasionalnya  tentu  harus  mengikuti  dan  berpotensi
              menggerus jumlah pengunjung.

              "Minimarket mungkin masih bisa lebih survive, tapi kalau hypermart, supermarket, apalagi yang
              ada di mal, itu paling tertekan. Hal ini bisa memengaruhi kemampuan mereka untuk pulih juga,
              di mana supermarket perlu waktu pemulihan yang lebih lama," tuturnya.

              Namun ketimbang supermarket, Faisal menduga dampak penurunan pendapatan paling fatal
              akan dialami oleh restoran. Khususnya, yang menyasar segmen menengah ke atas.

              "Karena mereka bukan cuma jual makanan dan minuman, tapi juga tempat, sementara ritel, ini
              sebenarnya  masih  sangat  memungkinkan  untuk  pindah  ke  e-commerce  .  Jadi  pemulihannya
              nanti ini yang paling lama," jelasnya.

              Senada dengan Faisal, Ekonom Indef Nailul Huda juga menilai dampak revisi aturan PPKM Mikro
              bakal menekan bisnis ritel, makanan dan minuman, hingga mal dalam jangka pendek. Tapi,
              menurutnya, dampak ini masih belum seberapa dengan kedaruratan penanganan pandemi di
              tengah lonjakan kasus covid-19.

              "Mereka pasti akan terdampak, namun ekonomi secara keseluruhan akan membaik dalam jangka
              panjang," ucap Huda.

              Namun, menurut Huda, daripada pemerintah setengah-setengah dengan kebijakan PPKM Mikro
              Ketat. Baginya, lebih baik pemerintah sekalian mengambil langkah tegas berupa lockdown .

              "Revisi PPKM Mikro yang lebih ketat akan berdampak positif dalam jangka panjang, penanganan
              pandemi akan semakin lebih baik. Tapi jika ada langkah lockdown justru akan lebih positif dalam
              jangka panjang, karena sekarang kan pemerintah hanya berpikir dalam jangka pendek, sehingga
              tidak menyelesaikan pandemi secara tuntas," tandasnya.


                                                           51
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57