Page 54 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 NOVEMBER 2021
P. 54

Ringkasan

              Badan  Pelindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (BP2MI)  melakukan  Penandatanganan  Nota
              Kesepakatan  dengan  sejumlah  pemerintah  kabupaten/kota.  Penandatanganan  itu  dilakukan
              Kepala BP2MI Benny Rhamdani dengan Bupati Solok Epyardi, Walikota Bima Muhammad Lutfi,
              Bupati Bima Hj. Indah Dharmayanti Putri, Bupati Blora H. Arief Rohman, Bupati Sumbawa Barat
              H. Musyarifin (diwakili Sekda Amar Nurmansyah), dan Bupati Sumbawa H. Mahmud Abdulah
              (diwakili Kadisnakertrans Budi Prasetyo).



              BP2MI: PEKERJA MIGRAN INDONESIA TANGGUNG JAWAB BERSAMA

              Badan  Pelindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (BP2MI)  melakukan  Penandatanganan  Nota
              Kesepakatan dengan sejumlah pemerintah kabupaten/kota.
              Penandatanganan itu dilakukan Kepala BP2MI Benny Rhamdani dengan Bupati Solok Epyardi,
              Walikota Bima Muhammad Lutfi, Bupati Bima Hj. Indah Dharmayanti Putri, Bupati Blora H. Arief
              Rohman, Bupati Sumbawa Barat H. Musyarifin (diwakili Sekda Amar Nurmansyah), dan Bupati
              Sumbawa H. Mahmud Abdulah (diwakili Kadisnakertrans Budi Prasetyo).

              Benny  Rhamdani  mengemukakan,  nota  kesepakatan  ini  menjadi  wujud  kerjasama  diantara
              pemerintah pusat dengan pemerintah kabupaten/kota.

              Ia menegaskan, penanganan pekerja migran memerlukan sinergitas komprehensif pemerintah
              pusat dan daerah.

              "Ada kesadaran bersama yang terbangun, bahwa tanggung jawab penanganan pekerja migran
              itu tidak hanya tanggung jawab pusat, BP2MI maupun Kementerian Ketenagakerjaan, tetapi
              tanggung jawab semua, provinsi, kabupaten/kota, bahkan desa," katanya dalam Rakornis BP2MI
              yang  dibuka  Kementerian  Pendayagunaan  Aparatur  Negara  dan  Reformasi  Birokrasi  Tjahjo
              Kumolo di Kuta, Kamis (4/11/2021).

              "Nah  kesadaran  ini  yang  ingin  kita  dorong,  kemudian  tindak  lanjutnya  terkait  MoU  adalah
              bagaimana  daerah  bertanggung  jawab  untuk  mengeluarkan  aturan,  apakah  Perda,  apakah
              Perbup, apapun peraturan daerah nanti, terkait dengan perlindungan Pekerja Migran Indonesia,"
              imbuhnya.

              Benny  berharap,  nota  kesepahaman  ini  diikuti  dengan  pengalokasian  anggaran  untuk
              penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.

              Pemerintah juga dipastikan tidak ingin lagi melihat Pekerja Migran Indonesia mencari modal
              kerja dengan menjual harta kekayaan keluarga, termasuk meminjam uang ke rentenir.

              "Kita  punya dua  skema,  yang  pertama  adalah KTA  (Kredit Tanpa  Agunan),  berapapun  yang
              diperlukan, misalnya ke Hongkong perlu Rp40 juta, Taiwan Rp38 juta, Singapura, Korea Selatan
              Rp25  juta,  ambil  di  Bank,"  ucap  Benny  dalam  kegiatan  yang  mengusung  tema  "Sinergi  dan
              Kolaborasi Menuju Gerakan Aksi Lindungi PMI".

              "Bank yang baru siap ada lah BNI, nanti ada Bank pemerintah lainnya, kemudian BSI, dan Bank
              Pembangunan  Daerah,  dengan  bunga  yang  sangat  rendah.  Ini  upaya  menghadirkan  negara
              memberikan kemudahan, fasilitas bagi Pekerja Migran Indonesia," lanjutnya.

              Walikota Bima Muhammad Lutfi di tempat yang sama menyebut, telah mengalokasikan anggaran
              pelatihan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI).


                                                           53
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59