Page 17 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 SEPTEMBER 2020
P. 17

Perusahaan sudah menerapkan dengan ketat kebijakan pembagian jam kerja dan pembatasan
              jumlah pekerja hingga 50 persen dari total pekerja. Ada perusahaan yang membuat aplikasi
              pantau pekerja untuk mengawasi pergerakan pekerja saat di luar perusahaan.

              Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bekasi Alamsyah mengatakan, penularan Co-vid-19 di
              kawasan industri Bekasi sebagian besar dari luar atau kasus impor. Kasus di perusahaan banyak
              ditularkan orang tanpa gejala (OTG). "Kebanyakan (kasus) awalnya im-ported case dari OTG.
              Kemudian terjadi transmisi lokal di perusahaan," kata Alamsyah.

              Tidak tegas

              Untuk  menekan  kasus  Co-vid-19  di  daerah  itu,  termasuk  di  kawasan  industri,  Pemerintah
              Kabupaten  Bekasi  memberlakukan  kebijakan  pembatasan  sosial  berskala  mikro  (PSBM).
              Kebijakan ini masih menunggu terbitnya Peraturan Bupati Bekasi tentang PSBM.

              Sekretaris  Komisi  IV  Dewan  Perwakilan  Rakyat  Daerah  Kabupaten  Bekasi  Rusdi  Haryadi
              mengatakan, ledakan kasus Co-vid-19 di Kabupaten Bekasi terjadi akibat Pemerintah Kabupaten
              Bekasi tidak tegas menegakkan aturan, terutama kepatuhan pada protokol kesehatan. Padahal,
              dalam  setiap  ke-putusan  perpanjangan  kebijakan  PSBB,  selalu  tercantum  sanksi-sanksi  bagi
              pelanggar protokol kesehatan.

              "Di lapangan penegakannya lemah sehingga ledakan kasus positif Covid-19 terjadi. Kasus di
              kluster industri ada kaitan dengan tidak tegasnya pemerintah menegakkan aturan PSBB," kata
              anggota Fraksi PKS DPRD Kabupaten Bekasi ini.

              Sementara itu, pendapat berbeda disampaikan epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono.
              Menurut Pandu, penyebaran Covid-19 di lingkungan perusahaan hingga ratusan kasus positif
              menunjukkan protokol kesehatan tak berjalan baik. "Sebagian mungkin tertular dari luar. Tetapi,
              tidak mungkin ratusan pekerja tertular di luar perusahaan," katanya.

              Kasus positif Covid-19 dalam lingkungan perusahaan di Kabupaten Karawang, Jabar, pun masih
              tinggi. Berdasarkan data Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Karawang,
              Selasa,  194  orang  dari  556  kasus  positif  Covid-19  berasal  dari  90  industri.  Kepala  Bidang
              Pencegahan  dan  Pengendalian  Penyakit  Dinas  Kesehatan  Karawang  Yayuk  Sri  Rahayu
              menjelaskan, kendala sejak awal kemunculan kasus positif Covid-19 adalah perusahaan tidak
              berkoordinasi dengan tim gugus tugas daerah dan Dinas Kesehatan Karawang. Saat ada yang
              positif, mereka justru melakukan pelacakan mandiri tanpa melibatkan pihak gugus tugas.

              Pertengahan  Agustus  2020,  ada  perusahaan  melaporkan  sedikitnya  10  pekerja  mereka
              terkonfirmasi  positif  Covid-19  di  lokasi  kerja.  Sebelumnya,  mereka  memberikan  tes  serologi
              pekerja yang kontak erat dengan kasus pertama. Saat hasilnya negatif, mereka tetap bekerja
              seperti biasa tanpa diminta isolasi mandiri 14 hari. Dari hasil pelacakan, didapat lebih dari 40
              pekerja terpapar Covid-19.

              Untuk  menekan  penyebaran  Covid-19  di  kawasan  industri,  Kepala  Dinas  Perindustrian  dan
              Perdagangan Jabar Mohamad Arifin menilai, protokol kesehatan di kawasan industri cukup baik
              karena  sudah  menjalankan  protokol  kesehatan  seperti  pengukuran  suhu  tubuh,  fasilitas  cuci
              tangan, pembatasan jumlah pekerja, dan pengetesan Covid-19.

              "Akan tetapi, aktivitas pekerja sebelum dan sesudah dari kawasan industri tidak pernah tahu.
              Jadi, sangat penting satgas (Covid-19) perusahaan mengawasinya," ujarnya saat dihubungi dari
              Bandung.

              Terdapat hampir 6.000 perusahaan di Jabar yang mendapatkan izin beroperasi saat pandemi
              Covid-19 dari Kemen-terian Perindustrian. Izin itu diberikan setelah memenuhi sejumlah syarat,
              di antaranya menyediakan fasilitas protokol kesehatan dan membatasi jumlah pekerja.
                                                           16
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22