Page 96 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 APRIL 2021
P. 96

negative - Rachmat Taufik Garsadi (Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jabar) Mungkin
              banyak  yang  tidak  terdaftar  dengan  berbagai  permasalahnnya,  tapi  di  lain  pihak  kita  harus
              menjaga jangan sampai berhenti di PHK

              negative - Maman Setiawan (Akademisi Universitas Padjadjaran) Harusnya tidak lagi menunggak,
              tidak ada masalah dalam pembayaran THR. Artinya mengikuti aturan yang ada



              Ringkasan
              Ketua  KSPSI  Jawa  Barat  Roy  Jinto  menyebut  ada  perusahaan  berlokasi  di  Kota  Cimahi  dan
              Kabupaten Bandung yang belum menyelesaikan Tunjangan Hari Raya (THR) tahun lalu. Hal ini
              terjadi  karena  salah  satu  dampak  dampak  dari  kebijakan  pemerintah  pusat  yang
              memperbolehkan perusahaan untuk mencicil atau menunda pembayaran THR.


              MASIH ADA PERUSAHAAN NUNGGAK THR, SIAP-SIAP KENA DENDA

              JuaraNews, Bandung - Ketua KSPSI Jawa Barat Roy Jinto menyebut ada perusahaan berlokasi
              di Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung yang belum menyelesaikan Tunjangan Hari Raya (THR)
              tahun lalu.
              Hal  ini  terjadi  karena  salah  satu  dampak  dampak  dari  kebijakan  pemerintah  pusat  yang
              memperbolehkan perusahaan untuk mencicil atau menunda pembayaran THR.

              "Pemerintah memberi ruang kepada pengusaha pada tahun lalu itu boleh bayar THR sampai
              bulan Desember 2020. Tapi, sampai sekarang malah masih ada yang belum selesai," ujarnya
              dalam diskusi Forum Diskusi Wartawan Bandung (FDWB) bersama Prodi Doktor Ilmu Manajemen
              (DIM) Unpad, Kamis (29/4/2021).

              Roy Jinto pun mempermasalahkan hal tersebut. Pasalnya, jika merujuk pada Permen No. 6/2016,
              tidak tertuang mengenai pembayaran THR yang diperkenankan untuk ditunda atau dicicil.


              "THR itu kan penghasilan buruh non-upah sifatnya wajib. Sekarang karena perusahaan boleh
              melakukan musyawarah dan perundingan sehingga THR dibayar tidak tepat waktu," tuturnya.

              Ia menegaskan, pasal 2 dan pasal 5 pada Permenaker No. 6/2016 itu merupakan kunci bagi
              perusahaan untuk memenuhi hak karyawan memperoleh THR.

              "Aturan baru ini justru melanggar aturan yang sudah ada. Buruh sangat dirugikan," ucapnya.

              Lebih lanjut, Roy Jinto berpendapat bahwa kebijakan paket ekonomi yang dibuat pemerintah
              pusat mengarah hanya demi kepentingan pengusaha semata.

              "Jangan  kondisi  covid-19  ini  selalu  dijadikan  alasan.  Industri  garmen  sudah  berjalan  normal
              setelah Idulfitri tahun lalu. Tapi, buruh kondisinya tidak diuntungan oleh pemerintah," jelasnya.

              Menurut  dia,  masih  banyak  buruh  yang  enggan  melaporkan  perusahaan  yang  tidak
              membayarkan THR, salah satunya lantaran tidak memiliki serikar kerja.

              "Ada perusahaan yang mencicil THR dalam bentuk barang produksi. Khawatirnya akan terjadi
              penumpukan THR, yang tahun lalu saja belum dibayar," terangnya.

              Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat (Disnakertrans
              Jabar)  Rachmat  Taufik  Garsadi  memastikan  perusahaan  terdampak  COVID-19  pun  wajib

                                                           95
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101