Page 134 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 JULI 2021
P. 134

KEMNAKER BERSAMA ILO PERKUAT ATURAN PERLINDUNGAN PEKERJA
              PERIKANAN
              Untuk memperkuat kerangka hukum, kebijakan dan peraturan terkait migrasi tenaga kerja sektor
              perikanan dan pemrosesan hasil perikanan serta boga bahari di Asia Tenggara.

              Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  bersama  International  Labour  Organization  (ILO),
              menyelenggarakan diskusi Program Shop To Shore Rights Southeast Asea, pada hariRabu (27/7).

              Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi selaku co-chair National Programme Advisory Commiee (NPAC)
              Meeting,  menjelaskan;  Diskusi  konsultasi  secara  virtual,  untuk  memberikan  kesempatan
              berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan, relevan untuk meng- identifikasi area aksi
              prioritas.

              “Selama diskusi, didapat informasi, bahwa beberapa pemangku kepentingan, telah memiliki atau
              proses mendirikan pusat-pusat layanan untuk sektor perikanan dan pengolhan hasil ikan,” ujar
              Anwar Sanusi.

              Dialog  yang  secara  luas  melibatkan  para  pemangku  kepentingan  di  Indonesia  ini,  bertujuan
              menangkap berbagai pandangan yang beragam dan representatif dari pekerja, pembri kerja,
              pemerintah, sektor swasta, para pembeli, organisasi non pemerintah, peneliti, masyarakat sipil
              dan para mitra pembangunan.

              “Para  peserta,  banyak  gagasan  dan  usulan  kegiatan.  Banyak  permasalahan  dalam  sektor
              perikanan,  muncul  dan  di-diskusikan.  Lalu  solusi  pun  ditawarkan  dengan  niat  untuk  mem-
              perbaiki situasi. Agar dapat lebih mendukung dan melindungi para pekerja Migran,” jelas Anwar
              Sanusi.

              Disebutkan,  bebrapa  pemangku  kepentingan  mengusulkan  adanya  dukungan  bagi
              pengembangan lebih lanjut dari apa yang sudah mereka miliki. Namun hingga saat ini, masih
              terkendala adanya ketidak tepatan dalam memahami lingkup dan ke-efektifan layanan yang saat
              ini diberikan. Serta termasuk apa yang dapat dikembangkan kemudian.

              “Misalnya, Kemnaker kini telah memiliki Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) di beberapa lokasi.
              Terkait  awak  kapal  ikan,  beberapa  peserta  merasa  perlu  untuk  meng-upgrade  kurikulum
              pelatihan maritim. Yang saat ini ada, untuk memastikan bahwa kurikulum tetap relevan dengan
              kebutuhan awak kapal ikan migran. Tempat bekerja di kapal-kapal ikan asing,” papar Anwar.

              Koordinator Program Nasional Ship To Shore Rights Southeast Asia (SEA) Programme ILO, Albert
              Bonasahat mengungkapkan; Tujuan lain dari diskusi adalah untuk melindungi hak-hak tenaga
              kerja.  Dan  mendorong  lingkungan  kerja  yang  aman  dan  nyaman  bagi  pra  pekerja  Migran,
              sepanjang siklus mikgrasi. Mulai dari masa perekrutan hingga akhir masa kontrak kerja. Juga
              untuk memberdayakan pekerja Migran, keluarga mereka, organisasi dan komunitas nya. Dalam
              mendorong terwujudnya dan menjalankan hak-hak mereka.
              “Gagasan dan usulan aksi yang mengemuka dalam dialog, ditangkap dan didokumentasi. Area
              aksi  prioritas  akan  menjadi  dasar  pengembangan  rencana  kerja  Ship  To  Shore  Rigts  SEA
              Indonesia,” kata Alberta. [ira]











                                                           133
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139