Page 170 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 JULI 2021
P. 170

KEMNAKER DAN ILO PERKUAT ATURAN PERLINDUNGAN PEKERJA SEKTOR
              PERIKANAN
              Jakarta - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan International Labour Organization (ILO)
              memperkuat  kerangka  hukum,  kebijakan,  dan  peraturan  terkait  migrasi  tenaga  kerja  sektor
              perikanan dan pemrosesan hasil perikanan serta boga bahari di Asia Tenggara untuk melindungi
              pekerja sektor perikanan.

              "Para  peserta  banyak  gagasan  dan  usulan  kegiatan.  Banyak  permasalahan  dalam  sektor
              perikanan muncul dan didiskusikan dan solusi pun ditawarkan dengan niat untuk memperbaiki
              situasi,  agar  dapat  lebih  mendukung  dan  melindungi  para  pekerja  migran,"  kata  Sekretaris
              Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi yang selaku co-chair National Programme Advisory Committee
              (NPAC) Meeting dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

              Kemnaker dan ILO mengadakan diskusi Program Ship to Shore Rights Southeast Asia untuk
              memberikan  kesempatan  berkonsultasi  dengan  para  pemangku  kepentingan  relevan  untuk
              mengidentifikasi area aksi prioritas.

              "Selama diskusi, didapatkan informasi bahwa beberapa pemangku kepentingan telah memiliki
              atau dalam proses mendirikan pusat-pusat layanan untuk sektor perikanan dan pengolahan hasil
              ikan," tutur Anwar.
              Dialog  yang  secara  luas  melibatkan  para  pemangku  kepentingan  di  Indonesia  tersebut
              menangkap berbagai pandangan yang beragam dan representatif dari pekerja, pemberi kerja,
              pemerintah, sektor swasta, para pembeli, organisasi non pemerintah, masyarakat sipil, peneliti,
              dan para mitra pembangunan.

              Anwar  menuturkan  beberapa  pemangku  kepentingan  mengusulkan  adanya  dukungan  bagi
              pengembangan  lebih  lanjut dari  apa yang sudah  mereka  miliki.  Namun hingga  sekarang  ini,
              masih terkendala adanya ketidaktepatan dalam memahami lingkup dan keefektifan layanan yang
              saat ini diberikan, serta termasuk apa yang dapat dikembangkan kemudian.

              "Misalnya, Kemnaker kini telah memiliki Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) di beberapa lokasi.
              Terkait  awak  kapal  ikan,  beberapa  peserta  merasa  perlu  untuk  meng-upgrade  kurikulum
              pelatihan maritim yang saat ini ada untuk memastikan bahwa kurikulum tetap relevan dengan
              kebutuhan awak kapal ikan migran bekerja di kapal-kapal ikan asing," ujar Anwar.

              Sementara  Koordinator  Program  Nasional  untuk  Ship  to  Shore  Rights  Southeast  Asia  (SEA)
              Programme ILO Alberta Bonasahat mengatakan diskusi Ship To Shore Rights SEA juga bertujuan
              untuk  melindungi  hak-hak  tenaga  kerja  dan  mendorong  lingkungan  kerja  yang  aman  dan
              nyaman, bagi para pekerja migran sepanjang siklus migrasi, mulai dari masa perekrutan hingga
              akhir masa kontrak kerja.

              Selanjutnya, memberdayakan pekerja migran, keluarga mereka, organisasi, dan komunitasnya
              dalam mendorong terwujudnya dan menjalankan hak-hak mereka.

              "Gagasan dan usulan aksi yang mengemuka dalam dialog ditangkap dan didokumentasi, area
              aksi  prioritas  akan  menjadi  dasar  pengembangan  rencana  kerja  Ship  to  Shore  Rights  SEA
              Indonesia," tutur Albert.
              .







                                                           169
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175