Page 178 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 SEPTEMBER 2020
P. 178

Menurutnya, Indonesia saat ini kekurangan ahli teknik. Sebab, berdasarkan data Fakultas Teknik
              Universitas  Indonesia,  kebutuhan  sarjana  teknik  di  Indonesia  mencapai  117.982  orang  pada
              2019.  Sementara  yang  tersedia  hanya  20.635  orang.  Sedangkan  untuk  lulusan  D3  teknik,
              kebutuhannya mencapai 194.183 orang dan yang tersedia hanya 5.242 orang.

              "Memang  kita  nggak  punya.  Mungkin  sarjana  sosial  hukum  ada,  tapi  di  teknik  kita kurang,"
              ujarnya dalam diskusi virtual, Selasa (15/9).

              Luhut  menyebut,  penyebab  minimnya  lulusan  teknik  di  Indonesia  lantaran  pengembangan
              sekolah teknik belum dipikirkan secara khusus. Begitu juga dengan sekolah vokasi yang masih
              sedikit di Tanah Air.
              "Makanya sekarang kita fokus politeknik di Morowali, di Konawe, dalam bidang-bidang teknik
              dan politeknik di Bintan," ucapnya.

              Luhut menuturkan, kebutuhan tenaga kerja memaksa untuk memakai tenaga kerja asing terlebih
              dahulu untuk kebutuhan industri. Namun, nantinya akan dikurangin secara bertahap.

              "Sekarang karena terpaksa kita buat. Kebutuhan tenaga kerja vokasi berdasarkan industrinya.
              Ini  tidak  ada.  Jadi  kita  pakai  dulu  mereka,  setelah  kita  pakai  bertahap  baru  kita  kurangi,"
              imbuhnya.

              Luhut mencontohkan, di Morowali jumlah tenaga kerja asing mencapai 3.000 orang. Jumlah ini
              pun nantinya akan berkurang seiring politeknik yang sudah dibuat menghasilkan para ahli teknik
              asli Indonesia. Ia meminta pihak-pihak pengkritik turut memberikan solusi untuk meningkatkan
              SDM dibidang teknik yang mampu bersaing secara global.

              "Sekarang bapak ibu lihat Freeport sudah 50 tahun, berapa pekerja asingnya di sana. Kemudian
              poltek kita buat seperti ini di Kemenristek, perindustrian dan libatkan ITB, UI semua dari sana.
              Ada yang mikir sampai sana? Kan nggak ada cuma kritik aja. Makanya ini yang ada di board
              pemerintah," tutupnya.

              Editor : Banu Adikara  Reporter : Romys Binekasri   .



































                                                           177
   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183