Page 173 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 SEPTEMBER 2020
P. 173

"Kemudahan dalam akses dan kemudahan dalam pengisian data juga penting," tuturnya.

              Selanjutnya,  ia  mengatakan  sebaiknya  PMO  menyediakan  mekanisme  komplain  yang  secara
              khusus mengatasi masalah teknis. Sebetulnya, PMO telah menyediakan layanan email maupun
              call center bagi peserta.

              Namun, diketahui masih banyak keluhan menyasar kepada Instagram yang mengindikasikan jika
              belum  semua  peserta  mengetahui  mekanisme  pengaduan  tersebut,  atau  belum  sepenuhnya
              keluhan peserta bisa diakomodasi melalui email maupun call center.

              Mengamini  pernyataan  Ahmad  sebelumnya,  Eko  menuturkan  dalam  situasi  pandemi  ini
              masyarakat  membutuhkan  percepatan  insentif  untuk  membantu  mereka  bertahan.  Terlebih,
              para korban PHK maupun masyarakat yang kesulitan mencari kerja.


              "Mungkin sudah ada (mekanisme komplain). Tapi, mungkin ke depan bisa lebih proaktif  case
              by  case    biar  lebih  cepat  penangannya.  Karena,  kalau  terlalu  banyak  nanti  bisa  jadi  isunya
              membesar dan kurang profesional," imbuhnya.

              Ke  depan,  ia  meminta  PMO  tidak  terjebak  dengan  pelatihan  yang  paling  banyak  dicari  oleh
              pekerja. Lebih dari itu, PMO hendaknya bisa melakukan  link and match  (penyesuaian) pelatihan
              ketrampilan  dengan  lapangan  kerja  yang  mampu  bertahan  dan  bangkit  terlebih  dulu  saat
              pandemi.

              Misalnya, salah satu pelatihan paling laris adalah bahasa asing. Namun, Eko mempertanyakan
              bagaimana jika lapangan kerja yang membutuhkan keterampilan ini justru bangkit paling akhir
              usai pandemi, misalnya sektor pariwisata dan perhotelan.

              Karenanya,  ia  menyarankan  agar  PMO  bisa  merekomendasikan  pelatihan  yang  mendekati
              kebutuhan pasar. Idealnya, menurut Eko,  outcome  dari Prakerja adalah peserta yang memiliki
              keterampilan terbatas dapat memiliki keterampilan baru yang dapat digunakan untuk masuk ke
              pasar kerja.

              "Untuk hari ini karena masih tidak ada lowongan karena covid-19 sehingga itu tidak efektif. Tapi,
              kalau untuk penyaluran bansos saya rasa sebagian besar sudah dapat," tuturnya.

              Bukan hanya dari segi PMO, ia menduga masih terdapat kelalaian dari sisi peserta. Jika berdasar
              penjelasan  PMO  kendala  pencairan  lebih  karena  faktor  teknis,  maka Eko  menduga  sejumlah
              peserta salah melakukan input data sesuai dengan syarat Kartu Prakerja sehingga insentif tidak
              cair.

              "Kalau melihat dari alasan karena pemahaman prosedur, sepertinya langkah-langkah itu belum
              dilakukan dengan baik oleh peserta," katanya.

              Program Kartu Prakerja sudah dibuka sejak April lalu, dan sekarang telah selesai gelombang 8.
              Pemerintah menargetkan pemberian Kartu Prakerja kepada 5,6 juta orang terdampak PHK serta
              pekerja informal yang pendapatannya tertekan akibat penyebaran virus corona.

              Setiap peserta akan mendapatkan total insentif bantuan pelatihan sebesar Rp3,55 juta. Dana itu
              terdiri dari biaya pelatihan sebesar Rp1 juta, insentif pasca pelatihan Rp600 ribu per bulan selama
              empat bulan, dan insentif survei sebesar Rp50 ribu untuk tiga kali..









                                                           172
   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178