Page 263 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2021
P. 263

Menurut  Pandapotan,  hal  ini  dapat  menimbulkan  gesekan  antara  para  pekerja  dengan
              pengusaha.
              "Para pekerja nanti bisa tidak percaya dengan para pengusaha," ujar Pandapotan di Kebayoran
              Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Desember 2021.

              Dari informasi yang dia dapat, Pandapotan mengatakan, Anies Baswedan bahkan saat ini sedang
              menyiapkan  revisi  kembali  UMP  2022.  Jika  nantinya  revisi  tersebut  sampai  dikeluarkan,
              Pandapotan makin khawatir gesekan antara pengusaha dan buruh makin besar.

              Oleh karena itu, Pandapotan mengatakan DPRD DKI berencana memanggil Dinas Tenaga Kerja
              untuk menanyakan dasar revisi tersebut. "Jadi saya bilang, Anies ini menciptakan kegaduhan,
              menciptakan suasana gaduh. Buktinya Asosiasi Pengusaha langsung ke PTUN untuk revisinya,"
              kata dia.

              Pada Sabtu, 18 Desember 2021 Anies mengumumkan revisi kenaikan UMP DKI 2022 dari semula
              hanya Rp 37.749 (0,85 persen) menjadi Rp 225.667 (5,11 persen). Dengan begitu, UMP DKI
              2022 ditetapkan senilai Rp 4.641.854.

              Sebelumnya, UMP DKI 2022 hanya naik Rp 37.000, yakni dari Rp 4.416.186,548 menjadi Rp
              4.453.935,536.  Penetapan  ini  mengikuti  ketentuan  Undang-Undang  Nomor  11  Tahun  2020
              tentang  Cipta  Kerja  atau  UU  Cipta  Kerja  dan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  36  Tahun  2021
              tentang Pengupahan.

              Namun, kalangan buruh memprotes penetapan UMP DKI 2022 dan meminta Anies mencabut
              keputusannya. Anies lantas melayangkan surat nomor 533/-085.15 tentang Usulan Peninjauan
              Kembali  Formula  Penetapan  Upah  Minumum  Provinsi  (UMP)  2022.  Surat  ini  ditujukan  untuk
              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah.

              Pengusaha Protes

              Revisi kenaikan UMP DKI 2022 menjadi 5,1 persen mendapat protes dari kalangan pengusaha.

              Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani menganggap revisi
              kenaikan  upah  minimum  provinsi  atau  UMP  DKI  Jakarta  2022  bakal  menjadi  catatan  untuk
              Gubernur  Anies  Baswedan.  Dia  menganggap  Anies  telah  melanggar  Peraturan  Pemerintah
              Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

              "Dia  sebagai  gubernur  yang  seharusnya  paham  sekali  masalah  ini  melanggar,  jadi  catatan
              tersendiri  apalagi  kalau  mau  nyapres,"  kata  dia  dalam  konferensi  pers  daring,  Senin,  20
              Desember 2021.

              Hariyadi  mengutarakan  proses  penetapan  upah  tahun  depan  harus  mengikuti  aturan  yang
              berlaku, yaitu PP 36/2021. PP ini adalah regulasi turunan dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun
              2020 tentang Cipta Kerja.

              Masalahnya,  dia  memaparkan,  PP  36/2021  tidak  mengatur  bahwa  UMP  2022  yang  sudah
              ditetapkan Dewan Pengupahan bisa diubah. Menurut dia, Anies telah memutuskan revisi UMP
              DKI secara sepihak.

              "Sepihak juga hanya dengan satu serikat pekerja lagi, tidak semua serikat pekerja," ujar dia.
              Hariyadi melanjutkan bahayanya memutuskan regulasi yang didasari tekanan publik. Dampaknya
              dapat  merusak  tatanan  hukum  negara  di  kemudian  hari.  Dia  lantas  meminta  Anies  untuk
              menjaga iklim investasi, termasuk kesinambungan usaha dan pekerja.


                                                           262
   258   259   260   261   262   263   264   265   266   267   268