Page 255 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 MARET 2021
P. 255

KEJARI PURWOKERTO UNGKAP KASUS PENYELEWENGAN BANTUAN UMKM

              PURWOKERTO -- Kejaksaan Negeri Purwokerto mengungkap dugaan kasus penyelewenangan
              bantuan  dana  UMKM  yang  disalurkankan  oleh  Direktorat  Jenderal  Pembinaan  Penempatan
              Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Ditjen Binapenta & PKK) Kementerian Tenaga
              Kerja.  Adanya  dugaan  kasus  penyelewengan  tersebut  diungkapkan  Kepala  Kejaksaan  Negeri
              Purwokerto Sunarwan kepada wartawan, Selasa (9/3) malam.

              Dalam keterangan pers yang berlangsung sekitar pukul 22.45 tersebut, kejaksaan menunjukkan
              sejumlah barang bukti tumpukan uang ratusan ribu senilai Rp 470 juta. "Ini merupakan sisa uang
              dari bantuan UMKM yang masih belum digunakan," jelasnya.

              Selain  barang  bukti  uang  tersebut,  Kajari  juga  menyatakan  menyita  sejumlah  barang  bukti
              berupa 48 stempel kelompok UMKM penerima bantuan, buku tabungan BRI dari 48 kelompok
              UMKM, dan sejumlah barang bukti lainnya. "Semua barang bukti tersebut, kami amankan dari
              seorang  warga  Desa  Sokawera  Kecamatan  Cilongok  Kabupaten  Banyumas  berinisial  AM,"
              jelasnya.

              Mengenai apa kedudukan AM dalam kasus tersebut, Kejari hanya menyebutkan identitas AM
              sesuai KTP yang tertulis pekerjaan swasta. Namun orang tersebut bukan orang yang masuk
              sebagai anggota atau ketua kelompok yang seharusnya menerima bantuan.
              Selain AM, Kejari menyebutkan, ada lagi orang berinisial MT, warga Cilongok, yang juga bukan
              menjadi  anggota  kelomppok  UMKM.  Namun  dalam  penyelidikan  kasus  tersebut,  Kejari
              menyatakan,  pihaknya  masih  belum  menetapkan  tersangka.  "Kami  masih  melakukan
              pemeriksaan untuk menetapkan tersangkanya," katanya.

              Menurutnya,  penyelidikan  kasus  tersebut  berawal  dari  informasi  yang  berasal  dari  kalangan
              UMKM  penerima  bantuan  yang  diterima  Kejari  Purwokerto  sejak  tiga  pekan  terakhir.  Dalam
              penyelidikan  tersebut,  diketahui  dalam  program  bantuan  UMKM  yang  disalurkan  Ditjen  Bina
              Penda  Kemenaker,  ada  sebanyak  48  UMKM  yang  seharusnya  mendapat  bantuan.  "Bantuan
              tersebut diberikan bagi UMKM sebagai modal usaha dalam rangka program bantuan dampak
              pandemi Covid-19," katanya.

              Dalam program tersebut, masing-masing UMKM mendapat bantuan Rp 40 juta sehingga total
              keseluruhan dana bantuan yang disalurkan bagi seluruh UMKM di Banyumas mencapai Rp 1,92
              miliar.  Bantuan  tersebut  langsung  ditransfer  ke  rekening  masing-masing  kelompok  sejak  1
              Desember  2020.  "Sampai  pelaksanaan  transfer,  prosesnya  berjalan  lancar  sampai  semua
              kelompok UMKM mendapat transfer ke rekening masing-masing," jelasnya.

              Yang menjadi masalah, saat pencarian dana bantuan tersebut dilakukan oleh masing-masing
              ketua kelompok, ternyata ada orang lain yang sudah menunggu pencairan tersebut. Oleh orang
              tersebut, dana yang dicairkan kemudian diminta dengan alasan untuk koordinasi kegiatan lebih
              lanjut.

              Namun hingga sebulan sejak dana dicairkan, dana tersebut tidak juga diserahkan pada masing-
              masing  kelompok  UMKM.  Pihak  kejaksaan  menduga,  dana  tersebut  digunakan  untuk
              kepentingan  di  luar  usaha  produktif  yang  seharusnya  dilaksanakan  dalam  program  bantuan
              tersebut.

              Kajari  Sunarwan  menyebutkan,  dalam  pemeriksaan  kasus  tersebut,  pihak  kejaksaan  telah
              melakukan pemeriksaan terhadap 14 ketua kelompok dan dua orang di luar anggota kelompok.
              Terkait  kasus  tersebut,  Kajari  mengaku  masih  melakukan  penyelidikan  lebih  lanjut  terhadap
              kasus tersebut. "Para tersangka dalam kasus ini, nantinya akan kami sangkakan dengan Pasal 2
              dan 3 Undang- undang Tindak Pidana Korupsi," jelasnya.


                                                           254
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260