Page 292 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 MARET 2021
P. 292

penggeledahan untuk menemukan sebagian barang bukti. Dan dari rumah salah satu (saksi)
              yang  kami  periksa  hari  ini,  berhasil  kami  sita  uang  sebesar  Rp470  juta,  kata  Kepala  Kejari
              Purwokerto Sunarwan saat konferensi pers di Kantor Kejari Purwokerto, Kabupaten Banyumas,
              Selasa (9/3) malam.



              JAKSA SITA RP470 JUTA DUGAAN KORUPSI DANA JPS COVID BANYUMAS

              Kejaksaan  Negeri  Purwokerto  menyita  Rp470  juta  dari  hasil  penggeledahan  kasus  dugaan
              korupsi  program  Jaring  Pengamanan  Sosial  (JPS)  dari  Kementerian  Ketenagakerjaan  RI  di
              wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

              "Dari hasil penggeledahan rumah salah satu (saksi) yang kami periksa, berhasil kami sita uang
              sebesar Rp470 juta," kata Kepala Kejari Purwokerto Sunarwan saat konferensi pers dikutip dari
              Antara, Rabu (10/3).

              Pihaknya juga mengamankan 38 stempel kelompok dari total 48 kelompok, satu unit komputer,
              beberapa dokumen perjanjian kerja sama antara 48 kelompok dan Direktorat Pengembangan
              dan  Perluasan  Kerja  pada  Direktorat  Jenderal  Pembinaan  Penempatan  Tenaga  Kerja  dan
              Perluasan Kesempatan Kerja (Ditjen Bina Penta dan PKK) Kemnaker RI.

              Menurut dia, total bantuan dari Ditjen Bina Penta dan PKK Kemnaker RI untuk 48 kelompok itu
              mencapai  Rp1,920  miliar  yang  ditransfer  ke  rekening  Bank  Rakyat  Indonesia  (BRI)  milik
              kelompok, masing-masing mendapatkan Rp40 juta.

              "Saat masing-masing perwakilan kelompok menarik uang tersebut, seseorang telah menunggu
              di luar kantor BRI. Ketika kelompok itu keluar dari bank, orang tersebut meminta seluruh uang
              itu," katanya.
              Sunarwan mengatakan, pencairan dana program JPS dari Kemnaker tersebut adalah 1 Desember
              2020 yang sebenarnya ditujukan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat akibat Covid-19,
              baik yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun menganggur.

              Dalam  hal  ini,  kata  dia,  Ditjen  Binapenta  dan  PKK  Kemnaker  memberikan  bantuan  kepada
              kelompok masyarakat di desa dan masing-masing kelompok beranggotakan 20 orang.

              "Tujuannya adalah memberdayakan kelompok tersebut. Biar kelompok di desa bisa berusaha,
              bisa mendirikan usaha yang mandiri, tetapi ternyata dalam praktiknya, uang untuk 48 kelompok
              ini diambil oleh satu orang dan mungkin akan berkembang nantinya. Sisa uang itu yang bisa
              kami temukan di sini," katanya.

              Lebih  lanjut,  Sunarwan  mengatakan  dalam  penyelidikan  kasus  dugaan  korupsi  program  JPS
              Kemnaker tersebut, pihaknya belum menetapkan tersangka.

              Pihaknya baru memeriksa tujuh saksi, salah satunya berinisial AM (26), pekerja swasta, warga
              Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.

              "AM  baru  kami  periksa,  Selasa  (9/3).  Tadi  kami  periksa  sebagai  saksi,  kemudian  dari  hasil
              keterangan yang bersangkutan, kami segera amankan semua yang kami sita hari ini," katanya.

              Ia mengatakan 48 kelompok itu merupakan usaha mandiri baru yang dibentuk oleh AM. "Nama
              kelompok ini, kalau dapat saya katakan hanya digunakan untuk nama saja," katanya.

              Menurut dia, pihaknya masih mendalami penggunaan uang yang sebenarnya merupakan hak
              kelompok tersebut.


                                                           291
   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296   297