Page 197 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 FEBRUARI 2021
P. 197

"Boleh  menolak,  yang  terpenting  tetap  menjaga  keamanan  dan  ketertiban  masyarakat
              (kamtibmas)  dalam  menyuarakan  aspirasi,"  ujar  Nining  dalam  keterangannya,  Senin
              (22/2/2021).

              Diketahui, UU Ciptaker kini tengah dalam proses pembuatan peraturan turunan. Peraturan ini
              masih berupa rancangan peraturan pemerintah (RPP).

              Penolakan terhadap aturan tersebut, menurut Nining, harus sesuai ketentuan hukum dan kondisi
              sosial di masyarakat. Penolakan, kata dia, juga tetap memperhatikan situasi saat ini terutama
              terkait lonjakan kasus COVID-19 di Tanah Air. "Tetap mengutamakan kesehatan saat melakukan
              penolakan.  Karena  saat  ini  situasinya  pandemi."    "Karena  pandemi,  alangkah  baiknya
              penyampaian pendapat dilakukan melalui jalur dialog atau audiensi kepada pihak terkait. Bisa
              juga secara virtual melalui zoom misalnya, demi terciptanya situasi kamtibmas yang kondusif
              dan kesehatan tetap terjaga," imbuh Nining.

              RPP turunan UU Ciptaker sendiri, antara lain tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA);
              RPP  tentang  Perjanjian  Kerja  Waktu  Tertentu  (PKWT),  Alih  Daya,  Waktu  Kerja  dan  Waktu
              Istirahat,  serta  Pemutusan  Hubungan  Kerja;  RPP  tentang  Pengupahan;  dan  RPP  tentang
              Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan.

              Harmonisasi  RPP  dengan  kementerian/lembaga  terkait  telah  rampung.  Selanjutnya,  ialah
              perapian. Upaya ini dilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan kata dan juga rujukan.
              Setelah itu, Kementerian Ketenagakerjaan menyerahkannya kembali kepada Sekretariat Negara
              agar dapat dilakukan proses penetapan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

               (kri).













































                                                           196
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202