Page 189 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 JULI 2021
P. 189
Judul Tujuh Hal Ini yang Dibahas Indonesia-Malaysia dalam Pembaruan MoU
PMI
Nama Media jpnn.com
Newstrend Kerja Sama Penempatan PMI dengan Malaysia
Halaman/URL https://www.jpnn.com/news/tujuh-hal-ini-yang-dibahasindonesia-
malaysia-dalam-pembaruan-mou-pmi
Jurnalis elvi
Tanggal 2021-07-23 22:00:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Ditjen Binapenta
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Ringkasan
Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia sepakat untuk menugaskan pejabat tinggi dari
kedua negara guna pembatasan secara teknis mengenai konsep One Channel System yang telah
disepakati oleh kedua Pemimpin Negara. Kesepakatan tersebut dicapai setelah dilakukannya
pertemuan bilateral kedua negara pada hari ini, Jumat (23/7).
TUJUH HAL INI YANG DIBAHAS INDONESIA-MALAYSIA DALAM PEMBARUAN MOU
PMI
Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia sepakat untuk menugaskan pejabat tinggi dari
kedua negara guna pembatasan secara teknis mengenai konsep One Channel System yang telah
disepakati oleh kedua Pemimpin Negara.
Kesepakatan tersebut dicapai setelah dilakukannya pertemuan bilateral kedua negara pada hari
ini, Jumat (23/7).
Kedua negara membahasan draf nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU)
on the Recruitment and Employment of Indonesian Domestic Migrant Workers in Malaysia yang
disampaikan Pemerintah Indonesia sejak September 2016, namun mengalami stagnasi.
Sekjen Kemenaker Anwar Sanusi mengungkapkan ada tujuh poin penting yang dibahas oleh
perwakilan dalam pertemuan menyangkut kerja sama bilateral Indonesia dan Malaysia.
Pertama, Konsep One Channel System (OCS). Ide dasar dari One Channel System adalah untuk
mengurangi biaya penempatan dan menyederhanakan prosedur penempatan, sesuai dengan
hukum dan regulasi yang berlaku di kedua negara.
Hal tersebut mencakup penggunaan suatu sistem online yang menyediakan basis data terkait
permintaan pekerjaan, pemberi kerja, dan ketersediaan tenaga kerja di sektor domestik, "ujar
Anwar Sanusi.
188