Page 50 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 02 APRIL 2019
P. 50
Title JANGAN SEMBARANGAN BERMEDSOS, PERUSAHAAN BISA INTIP AKUN DALAM REKRUT
Media Name kumparan.com
Pub. Date 01 April 2019
https://kumparan.com/kabarbisnis/jangan-sembarangan-bermedsos-perusaha an-bisa-
Page/URL
intip-akun-dalam-rekrut-1554091342313370211
Media Type Pers Online
Sentiment Positive
Masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati dan bijak menggunakan media sosial.
Pasalnya, saat ini banyak perusahaan yang menjadikan akun media sosial sebagai
salah satu aspek penilaian dalam rekrutmen tenaga kerja.
Hal itu diungkapkan Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri saat menjadi
narasumber Dialog Sosial Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Bekasi, akhir pekan lalu.
"Para pelamar nantinya diwajibkan mencatumkan akun media sosial untuk diperiksa,"
ujarnya.
Oleh karena itu, kata Hanif, bila tidak bijak dalam media sosial, bisa jadi penghambat
karier. "Kalau media sosialnya dipakai untuk ngumpat orang, mengeluh, itu bisa
mengganggu perjalanan karier-nya," ujar Hanif.
Hanif pun menegaskan bahwa pola tersebut telah ia terapkan di Kemnaker untuk
menyeleksi pejabat. Selain tes tertulis dan wawancara, panitia seleksi juga menilai
akun media sosial calon pejabat.
"Jadi walaupun tes tertulis nilainya 100, wawancara nilainya 1.000, tapi media
sosialnya isinya negatif, ke laut saja," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Hanif juga mengajak seluruh stake holder ketenagakerjaan
untuk bersama-sama membangun dunia ketenagakerjaan. Setidaknya, ada 3 aspek
yang harus menjadi perhatian seluruh pihak.
Pertama, ekosistem ketenagakerjaan. Perbaikan ekosistem ketenagakerjaan sangat
diperlukan. Mengingat 3 dari 10 hambatan investasi ada pada sektor ketenagakerjaan.
"Bagaimana membuat ekosistem ini tidak rigit, bisa fleksibel sesuai dengan perubahan
dunia," kata Hanif.
Kedua, penguatan akses peningkatan skill. Baik untuk skilling (pelatihan
keterampilan), up skilling (peningkatan keterampilan), maupun re-skilling (alih
keterampilan).
Page 49 of 62.