Page 166 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 JUNI 2021
P. 166

KEMNAKER PASTIKAN TERUS KAWAL PROSES RENCANA PHK GIANT

              JAKARTA -- Kementerian Ketenagakerjaan memastikan akan terus mengawal proses rencana
              Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan Giant. Salah satunya adalah memastikan karyawan
              Giant mendapatkan hak-haknya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

              Sekretaris  Jenderal  Kemnaker,  Anwar  Sanusi,  mengatakan,  pihaknya  telah  memanggil  pihak
              manajemen  dan  pekerja  Giant.  Menurutnya,  pihak  perusahaan  sudah  memberikan  hak-hak
              pekerja sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.

              "Pemerintah terus mengawal proses hubungan industrial yang terjadi di Giant. Kita akan terus
              kawal guna memastikan para pekerja mendapatkan hak-haknya sesuai ketentuan perundang-
              undangan," kata Sekjen Anwar, Jumat (6/4).

              Sekjen Anwar menjelaskan, manajemen juga sudah melakukan sosialisasi kepada para pekerja
              dan  berkomunikasi  dengan  serikat  pekerja  terkait  kebijakan  penutupan  gerai  Giant,  serta
              kompensasi yang diberikan berdasarkan perjanjian kerja bersama (PKB). "Selain itu, manajemen
              juga mengupayakan penempatan para pekerja yang di-PHK ke unit bisnis lain," jelas Sekjen
              Anwar.

              Dirjen PHI dan Jamsos Kemnaker, Indah Anggoro Putri, menambahkan, Giant menutup usaha
              semata-mata dikarenakan faktor bisnis. Selain persaingan bisnis yang ketat, usaha Giant juga
              terdampak pandemi Covid-19.

              Akibatnya, setidaknya ada 2.700 karyawan Giant akan mengalami PHK. "Bahwa penutupan Giant
              Hypermarket  merupakan  keputusan  bisnis  sebagai  akibat  pandemi  Covid-19  dan  persaingan
              usaha, serta melihat potensi pertumbuhan lebih tinggi ke arah brand lain," katanya.

              Dirjen Putri pun mengapresiasi pihak manajemen dan pekerja/buruh yang mampu mendialogkan
              permasalah ini secara bipartite dengan mengedepankan asas musyawarah mufakat. "Concern
              kami  adalah  bagaimana  para  pekerjanya  ini  mendapatkan  hak-haknya  sesuai  peraturan
              perundang-undangan. Ini harus kita kawal," ujarnya.































                                                           165
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171