Page 253 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 JUNI 2021
P. 253

Terlebih pengangguran di Indonesia didominasi oleh penduduk kelompok umur muda (15-24
              tahun) dan berpendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sementara jumlah pengangguran
              di perkotaan lebih tinggi hampir dua kali lipat dibandingkan di pedesaan.

              Salah satu indikator keadaan ketenagakerjaan adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). TPT
              per Agustus 2020 tidak hanya mengalami kenaikan tetapi justru meroket di saat pandemi COVID-
              19 berjalan kurang lebih 5 bulan.

              Dari TPT semula pada Februari 2020 sebesar 4,99 menjadi 7,07 pada Agustus 2020. Hal ini
              menandakan makin banyak tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja. Bisa dikatakan
              pasokan tenaga kerja semakin banyak yang kurang termanfaatkan.

              Sekalipun keadaan ketenagakerjaan Indonesia cenderung membaik dengan indikasi penurunan
              TPT  pada  Februari  2021  menjadi  6,26.  Namun  tingginya  angka  TPT  tersebut  menunjukkan
              bahwa dari 100 orang angkatan kerja terdapat sekitar enam orang lebih penganggur.

              Pasar kerja Indonesia menjadi kurang memiliki fleksibilitas, akibat kondisi dualisme demand dan.
              Di satu sisi, kebutuhan tenaga kerja tidak berimbang dengan supply angkatan kerja. Pada sisi
              yang lain, ketidaksesuaian ( ) antara dan menjadi semakin mempersulit penempatan tenaga
              kerja.

              Apalagi jika dikaitkan dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia kerja, yang belum dapat
              dipenuhi oleh angkatan kerja. Mengacu pada pendidikan tertinggi yang ditamatkan angkatan
              kerja di Indonesia. Terbanyak didominasi pendidikan SD ke bawah sebesar 37,49 persen, SMA
              19,53 persen, SMP 18,16 persen, SMK 12,42 persen, Universitas 9,66 persen, dan 2,74 persen
              Diploma.


              Persoalan lain di mana industri pengolahan sebagai salah satu lapangan pekerjaan utama yang
              banyak  menyerap  tenaga  kerja  selain  pertanian  dan  perdagangan  besar  dan  eceran.  Justru
              mengalami penurunan penyerapan tenaga kerja paling besar.

              Meningkatnya penggunaan robot industri di sektor manufaktur mengancam pangsa lapangan
              kerja  bagi  pekerja  berketerampilan  menengah.  Risiko  otomatisasi  pekerjaan  memuncak  di
              kalangan pekerja muda.

              Krisis akibat pandemi COVID-19 memperparah kondisi dalam pasar kerja. Gangguan yang terjadi
              lebih dulu akibat perkembangan teknologi digital yang luar biasa cepat dan pesat karena revolusi
              industri 4.0.

              Wabah COVID-19 memberikan dampak terhadap setidaknya 19,10 juta orang atau 9,30 persen
              dari 205,36 juta orang penduduk usia kerja. Mereka merupakan pengangguran karena COVID-
              19, bukan angkatan kerja karena COVID-19, sementara tidak bekerja karena COVID-19, dan
              penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-19.

              Perubahan peta pasar kerja tentu saja menuntut cara kerja dan skills baru. Berkembang pula
              berbagai  baru  seiring  dengan  banyaknya  pekerjaan  lama  yang  hilang.  Hal  tersebut
              mempengaruhi prevalensi pilihan pekerjaan bagi angkatan kerja muda.





                                                           252
   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258