Page 195 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 OKTOBER 2021
P. 195

BP2MI-KEJAGUNG PERKUAT KOLABORASI MELAWAN SINDIKAT

              Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, menemui Jaksa
              Agung RI ST Burhanuddin untuk memperkuat kolaborasi dalam melawan sindikat penempatan
              ilegal Pekerja Migran Indonesia (PMI).

              Dalam kesempatan itu, Benny sekaligus mengundang ST Burhanudin sebagai narasumber dalam
              Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Satgas Pemberantasan Sindikat Penempatan Ilegal PMI
              (PSPI-PMI) yang akan dilaksanakan pada 5-9 Oktober 2021 mendatang.

              "Kami tidak bisa sendiri menangani para sindikat penempatan ilegal. Untuk itu sinergi, kolaborasi
              dan  koordinasi  dalam  hal  penuntutan,  pengawasan,  serta  penyidikan  berdasarkan  undang-
              undang khususnya terkait Sindikat Penempatan Ilegal PMI dan TPPO harus dilakukan," ungkap
              Benny di Gedung Menara Kartika Adhyaksa Kejaksaan Agung (Kejagung) RI, Kebayoran Baru,
              Jakarta Selatan, Jumat (1/10/2021).

              Benny mengatakan, kejahatan terhadap PMI bersifat luar biasa, bukan sekadar Tindak Pidana
              Perdagangan Orang (TPPO), namun juga berbagai tindak pidana lainnya. "Ini membutuhkan
              penanganan  yang  luar  biasa  dan  butuh  pendekatan  yang  bersifat  multidoors,  karena  TPPO
              berkaitan dengan Tindak Pidana Korporasi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)," katanya.

              Dalam interval Mei hingga April 2021, BP2MI telah melakukan setidaknya 17 kali penggerebekan
              dan berhasil menyelamatkan 679 calon PMI dari upaya penempatan ilegal. Kendati demikian,
              BP2MI memiliki keterbatasan kewenangan dan sumber daya untuk menangani hingga tuntas
              para oknum pelaku penempatan ilegal PMI.

              "Kolaborasi dan koordinasi dalam hal penuntutan, pengawasan, serta penyidikan terhadap tindak
              pidana tertentu berdasarkan undang-undang khusunya terkait Sindikat Penempatan Ilegal PMI
              dan  TPPO,"  ujar  Benny.  Kejahatan  PMI,  lanjut  Benny,  adalah  kejahatan  yang  sistematis,
              terorganisir dan terencana yang melibatkan banyak aktor di dalamnya termasuk para oknum
              penguasa di semua level.

              "Ini merupakan awal yang sangat baik karena isu yang kita angkat hari ini berkaitan dengan
              penegakkan  hukum  terkait  penempatan  ilegal  dan  alhamdulillah  dalam  waktu  dekat  BP2MI
              bersama  Kejaksaan  Agung  akan  menandatangani  MoU  (Memorandum  of  Understanding),"
              ungkapnya.

              Sementara Jaksa Agung RI, ST Burhanuddin, menyambut baik pertemuan dengan BP2MI ini dan
              menyatakan dukungannya agar kolaborasi serta koordinasi terkait sindikat penempatan ilegal
              PMI dan TPPO dapat berjalan dengan baik dan lancar.

              Burhanuddin juga menyambut baik untuk dilakukannya MoU dan Perjanjian Kerja Sama (PKS)
              baik di Bidang Pidana Umum, Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Datun), Bidang Intelijen
              dan pendidikan melalui Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejagung RI.
              Dalam audiensi tersebut, Jaksa Agung didampingi Wakil Jaksa Agung RI Setia Untung Arimuladi,
              Jaksa Agung Muda Pidana Umum Fadil Zumhana dan Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha
              Negara Feri Wibisono. Kemudian Jaksa Agung Muda Intelijen yang diwakiIi oleh Sekretaris Jaksa
              Agung Muda Intelijen dan Jaksa Agung Muda Pembinaan yang diwakili oleh Sekretaris Jaksa
              Agung Muda Pembinaan.

              Sementara itu, Kepala BP2MI didampingi oleh Wakil Ketua Satgas Achmad Santosa, Tim Pakar
              Satgas Yunus Husein, Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah
              Irjen Pol Achmad Kartiko serta Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Asia dan Afrika A.
              Gatot Hermawan.

                                                           194
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200