Page 4 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 OKTOBER 2021
P. 4

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 19 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan
              Persyaratan Pembayaran Jaminan Hari Tua (JHT).
              Dalam pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial
              dan  Jaminan  Sosial  (PHI-Jamsos)  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  Indah  Anggoro
              Putri mengatakan, melalui merevisi Permenaker No 19 Tahun 2015, pegawai yang terkena PHK
              tidak akan bisa lagi mencairkan atau kalim JHT BP Jamsostek.

              "Pada  hakikatnya,  JHT  adalah  tabungan  masa  tua,  jadi  pemerintah  akan  kembalikan  sesuai
              fungsinya," ujar dia, Selasa (28/9) Namun, pegawai yang terkena PHK tetap akan mendapat
              dana segar, yakni berupa Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Program JKP akan mulai berjalan
              tahun 2022 mendatang.

              Mengutip  Permenaker  No  15  Tahun  2021  tentang  Tata  Cara  Pemberian  Manfaat  Jaminan
              Kehilangan Pekerjaan, JKP adalah jaminan sosial yang diberikan kepada  Pekerja/Buruh yang
              mengalami Pemutusan Hubungan Kerja berupa manfaat uang tunai, akses informasi pasar kerja,
              dan Pelatihan Kerja.

              Pemberi  manfaat  JKP  berupa  uang  tunai  bagi  pegawai  yang  terkena  PHK  adalah  BPJS
              Ketenagakerjaan / BP Jamsostek. Sedangkan pemberian manfaat JKP berupa akses informasi
              pasar kerja dan Pelatihan Kerja diselenggarakan oleh Kemenaker.
              Manfaat uang tunai dari JKP bagi pegawai yang terkena PHK diberikan setiap bulan paling banyak
              6  bulan  upah  dengan  ketentuan  sebagai  berikut:  a.  sebesar  45%  dari  upah  untuk  3  bulan
              pertama; dan b. sebesar 25% dari Upah untuk 3 bulan berikutnya.

              Upah yang digunakan sebagai dasar pembayaran manfaat uang tunai dari JKP bagi pegawai
              yang terkena PHK merupakan upah terakhir pekerja/buruh yang dilaporkan pengusaha kepada
              BPJS Ketenagakerjaan / BP Jamsostek dan tidak melebihi batas atas upah yang ditetap.

              Batas atas upah untuk pertama kali ditetapkan sebesar Rp 5 juta. Jika upah pekerja/buruh yang
              terkena  melebihi  batas  atas  upah,  maka  upah  yang  digunakan  sebagai  dasar  pembayaran
              manfaat uang tunai bagi korban PHK sebesar batas atas upah.

              Selain terkena PHK, pekerja/buruh yang bisa mendapatkan JKP harus memenuhi syarat sebagai
              berikut:  Selain  memenuhi  syarat  di  atas,  pekerja/buruh  yang  di-PHK  bisa  mendapatkan  JKP
              dengan cara sebagai berikut: Manfaat JKP ini bisa diajukan oleh pekerja/buruh yang di PHK
              paling banyak 3 kali selama masa usia kerja dengan ketentuan:

              a.  manfaat  JKP  pertama,  diajukan  oleh  pekerja/buruh  yang  di-PHK  paling  cepat  setelah
                  terpenuhinya masa iur dan kepesertaan
              b.  manfaat  JKP  kedua,  diajukan  oleh  pekerja/buruh  yang  di-PHK  paling  sedikit  setelah
                  terpenuhinya masa iur selama 5 (lima) tahun sejak memperoleh manfaat JKP pertama.
              c.  manfaat  JKP  ketiga,  diajukan  oleh  pekerja/buruh  yang  di-PHK  paling  sedikit  setelah
                  terpenuhinya masa iur selama 5 (lima) tahun sejak memperoleh manfaat JKP kedua.

              Demikian  penganti  JHT bagi  pekerja yang  terkena  PHK.  Manfaatkan dana  tunai  JKP  dengan
              sebaik mungkin untuk memulai usaha atau mendapatkan pekerjaan baru.










                                                            3
   1   2   3   4   5   6   7   8   9