Page 40 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 OKTOBER 2021
P. 40

PHK dan mengundurkan diri dapat mengajukan klaim manfaat JHT satu bulan setelah terkena
              PHK atau mengundurkan diri.
              Menurut dia, JHT yang dapat diklaim sebelum masa pensiun bisa menambah kebutuhan dana
              yang mesti dibayar BP Jamsostek. Apalagi, dengan resmi berlakunya program JKP pada Februari
              2022 mendatang, yang juga akan memberikan manfaat uang tunai bagi pekerja yang mengalami
              PHK.

              Data BP Jamsostek, pada Desember 2020 kasus klaim JHT tercatat 1,69 juta dengan nominal
              klaim Rp 21,12 triliun. Pada Agustus 2021, nominal klaim JHT lebih tinggi, yaitu Rp 22,58 triliun
              dengan total jumlah kasus klaim 1,49 juta.

              Dua alasan utama pekerja mencairkan tabungan JHT adalah akibat resign dan terkena PHK. Pada
              2020 ada 1.712.000 kasus klaim JHT akibat mengundurkan diri. Pada 2021, jumlahnya 788.000
              kasus. Sementara untuk kasus klaim JHT akibat PHK, pada 2020 jumlahnya mencapai 675.000
              kasus dan pada 2021 587.000 kasus.
              Pada periode yang sama, klaim JHT akibat pensiun, cacat total tetap, dan meninggal dunia jauh
              lebih sedikit.

              Untuk  itu,  pemerintah  berencana  merevisi  Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan  (Permenaker)
              Nomor 19 Tahun 2015 tentang Tata Cara Persyaratan Pembayaran JHT. "Kita kembalikan JHT
              pada filosofi awalnya sebagai tabungan di masa tua," kata Putri.

              Direktur Pelayanan BP Jamsostek Roswita Nilakurnia mengatakan, selama pandemi klaim JHT
              paling  banyak  berasal  dari  peserta  yang  masih  di  bawah  usia  30  tahun  dan  masih  berusia
              produktif. "Tahun 2020, misalnya, klaim JHT didominasi pekerja dengan masa kepesertaan di BP
              Jamsostek sekitar 1-3 tahun," katanya.

              Menurut  Direktur  Utama  BP  Jamsostek  Anggoro  Eko  Cahyo,  ada  dua  alasan  yang  melatar
              belakangi perlunya klaim JHT dikembalikan ke fungsi awalnya. Pertama, peningkatan klaim JHT
              yang  tinggi  dapat  mengurangi  total  tabungan  pekerja.  Kedua,  bagi  BP  Jamsostek  selaku
              penyelenggara jamsostek, instrumen investasi menjadi terbatas akibat dana kelolaan dari iuran
              peserta sifatnya menjadi jangka pendek.

              "Maka, isu strategis dari JHT ini adalah dikembalikan ke skema awal sebagai tabungan saat hari
              tua. Karena kita melihat, sekarang yang mengklaim JHT itu usianya masih muda-muda, di bawah
              30 tahun," katanya.

              Bantalan sosial

              Direktur Eksekutif Trade Union Rights Centre Andriko Otang mengingatkan pemerintah agar tidak
              terburu-buru menutup pintu klaim JHT. Di tengah krisis saat ini, pekerja membutuhkan bantalan
              sosial ketika kehilangan sumber nafkah. Pencairan tabungan JHT selama ini dapat membantu
              pekerja bertransisi dari status menganggur hingga kembali bekerja.

              Menurut dia, syarat-syarat akses JKP yang kaku dan terbatas di regulasi membuatnya tidak bisa
              dinikmati secara inklusif oleh semua pekerja. JKP hanya melindungi pekerja formal dengan masa
              kepesertaan tertentu yang mengalami PHK. JKP tidak bisa diakses peserta lain, seperti pekerja
              informal, pekerja yang mengundurkan diri, serta mengalami cacat total.

              Di sisi lain, manfaat uang tunai JKP sebesar 45 persen dari upah selama tiga bulan pertama dan
              25 persen dari upah selama tiga bulan terakhir bisa jadi tidak sebesar manfaat yang didapat
              pekerja dari pencairan tabungan JHT.



                                                           39
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45