Page 77 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2020
P. 77

Ringkasan

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah membeberkan, pandemi virus Corona (COVID-
              19) menyebabkan angka pengangguran Indonesia meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat
              Statistik (BPS), ada 9,7 juta orang di Indonesia menganggur per Agustus 2020 lalu.



              MENAKER BEBERKAN PENGANGGURAN RI TEMBUS 9,7 JUTA ORANG

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah membeberkan, pandemi virus Corona (COVID-
              19) menyebabkan angka pengangguran Indonesia meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat
              Statistik (BPS), ada 9,7 juta orang di Indonesia menganggur per Agustus 2020 lalu.

              "Data BPS menunjukkan bahwa pada bulan Agustus 2020 ada sekitar 138 juta angkatan kerja,
              yang  terdiri  dari  128  juta  penduduk  yang  bekerja  dan  9,7  juta  penganggur  dengan  tingkat
              pengangguran terbuka (TPT) mencapai 7,07%. Ada kenaikan jumlah penganggur dan TPT yang
              signifikan,  ini  akibat  dampak  pandemi,"  ungkap  Ida  dalam  webinar  Kompas  Talks  dengan
              Kagama, Sabtu (28/11/2020).

              Dari sisi dampak pandemi secara langsung, BPS juga mencatat 29,12 juta penduduk Indonesia
              dengan usia kerja yang terdampak. "Hal ini tentu menambah beban di sektor ketenagakerjaan.
              Selain itu, ada tambahan 2- 2,5 juta angkatan kerja baru yang masuk ke pasar kerja setiap
              tahunnya," jelas Ida.
              Ida juga membeberkan, persoalan lain yang dialami di sektor ketenagakerjaan ialah kompetensi
              dan  produktivitas  pekerja  Indonesia  yang  lebih  rendah  jika  dibandingkan  dengan  negara
              tetangga.

              "Data  menunjukkan  produktivitas  pekerja  Indonesia  masih  tertinggal.  Menurut  data  ILO
              (International Labour Organization/Organisasi Buruh Internasional) tingkat pertumbuhan output
              tahunan  pekerja  kita  masih  rendah  bahkan  di  bawah  rata-rata  negara  dengan  penghasilan
              menengah bawah. Tingkat produktivitas pekerja kita juga di bawah negara pesaing kita seperti
              Vietnam," ungkapnya.

              Selain itu, berdasarkan hasil survei yang ia sampaikan, nominal upah minimum di Indonesia pun
              tak sebanding dengan produktivitas yang dihasilkan pekerja Tanah Air. "Survei yang dilakukan
              kepada  para  pelaku  usaha  di  Indonesia  hasilnya  menunjukkan  mayoritas  responden  merasa
              bahwa nilai upah minimum yang ditetapkan di Indonesia tidak sepadan dengan produktivitas
              yang dihasilkan oleh pekerja," imbuh dia.

              Adapun penyebab dari persoalan kompetensi itu ialah latar belakang pekerja Indonesia yang
              sebagian besar masih berpendidikan SMP ke bawah. "Masih besarnya persentase pekerja dengan
              pendidikan  SMP  ke  bawah  mengakibatkan  banyak  pekerja  yang  masih  memiliki  skill  atau
              kompetensi rendah. Meskipun ada sedikit angin segar untuk masa depan apabila kita melihat
              pada profil pemuda berumur 16-30 tahun yang bekerja, di mana sudah lebih dari 60% yang
              berpendidikan SMA ke atas," pungkasnya.













                                                           76
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82